Jelang Keberangkatan Ratusan Calhaj Jalani Tes PCR
Batang Pelaksanaan ibadah haji tahun 2022 mewajibkan seluruh Calon haji (Calhaj) yang akan diberangkatkan ke Tanah Suci, untuk menjalani serangkaian proses pemeriksaan. Mulai dari wajib divaksin tiga dosis, membawa perlengkapan untuk menunjang protokol kesehatan hingga menjalani tes PCR sehari sebelum keberangkatan embarkasi.
Batang Pelaksanaan
ibadah haji tahun 2022 mewajibkan seluruh Calon haji (Calhaj) yang akan
diberangkatkan ke Tanah Suci, untuk menjalani serangkaian proses pemeriksaan.
Mulai dari wajib divaksin tiga dosis, membawa perlengkapan untuk menunjang
protokol kesehatan hingga menjalani tes PCR sehari sebelum keberangkatan
embarkasi.
Kepala Dinas Kesehatan
(Dinkes) Batang, dr. Didiet Wisnuhardanto mengatakan, sejak bertahun-tahun
lalu, Kantor Kemenag bekerja sama dengan Dinkes, dalam proses pemeriksaan Calhaj
sebelum diberangkatkan ke Mekah.
Khusus tahun ini memang
istimewa, seluruh calon haji diwajibkan menjalani tes PCR terlebih dahulu.
“Alhamdulillah seluruh
Calhaj yang akan berangkat Sabtu pagi besok hasil PCR-nya negatif semua. Kalau
sampai ada yang positif, maka repot karena harus menunggu karantina lima hari
dulu, baru boleh berangkat,” katanya saat ditemui di Dinkes Kabupaten Batang,
Jumat (24/6/2022).
Ia memastikan, jika
masih positif, berarti harus menunda keberangkatan selama lima hari lagi.
“Berangkatnya nanti
ikut Kloter Sapu Jagad atau calon jamaah haji yang diberangkatkan pada kloter
terakhir,” jelasnya.
Proses tes PCR
dilakukan di dua tempat, yakni di Gedung PSC 119 Dinkes Batang dan Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Limpung.
Ia mengingatkan kepada
seluruh jamaah haji tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Jaga stamina dan
kesehatan fisik. Yang penting sudah vaksin tiga kali,” tegasnya.
Untuk mencegah heat
stroke jamaah haji diminta untuk rutin minum sebelum haus dan memperbanyak
mengonsumsi buah.
Kepala seksi
Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kemenag Batang Lutfi Hakim mengatakan,
PCR menjadi sangat penting bagi Calhaj, karena menentukan mereka layak
berangkat ke Tanah Suci atau tidak.
“Jika saat dites itu
menunjukkan hasil reaktif, maka Calhaj harus mengikuti karantina selama lima
hari,” terangnya.
Apabila hal ini
terjadi, tentu sangat merugikan Calhaj. Maka diimbau kepada seluruh masyarakat,
untuk memberikan kesempatan kepada Calhaj agar memiliki waktu untuk
melaksanakan semua urutan protokol kesehatan.
Sementara, Salah satu
Calhaj Slamet Badarudin mengutarakan, tidak merasa keberatan untuk menjalani
tes PCR sebelum berangkat ke Tanah Suci.
“Kalau memang diminta
untuk tes PCR, ya dilakukan saja, itu juga kesehatan diri dan memastikan
keberangkatan ke Mekah,” katanya.
Mengingat cuaca panas
yang ekstrem di Tanah Suci, ia mengantisipasi segala kemungkinan atau kerawanan
yang terjadi.
“Wah kalau lihat di
berita ada jamaah haji yang kakinya melepuh, ya pasti di sana pakai kaos kaki
dan sandal yang tidak mudah lepas, biar aman dan nyaman waktu menjalankan
seluruh ritual ibadah haji,” ungkapnya.
Ia berkeyakinan,
seluruh personel Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) lebih maksimal dalam
menjalankan tugasnya.
“Tahun ini juga jumlah
jamaah haji yang diberangkatkan dibatasi. Jadi Insyaallah pelayanannya lebih
optimal,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)