Home / Berita / Kesehatan / PENTINGNYA DETEKSI DINI, MENCEGAH TIMBULNYA PTM

Berita

Pentingnya Deteksi Dini, Mencegah Timbulnya PTM

Batang Minimnya kesadaran sebagian warga untuk melakukan deteksi dini terhadap beberapa Penyakit yang Tidak Menular (PTM), yang kemunculannya terkadang tidak disadari penderita. Menyikapi hal tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Batang menggelar kegiatan Bulan Gerakan Deteksi Dini (PTM), sekaligus memperingati Hari Hipertensi Sedunia 17 Mei kemarin.

Batang Minimnya kesadaran sebagian warga untuk melakukan deteksi dini terhadap beberapa Penyakit yang Tidak Menular (PTM), yang kemunculannya terkadang tidak disadari penderita. Menyikapi hal tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Batang menggelar kegiatan Bulan Gerakan Deteksi Dini (PTM), sekaligus memperingati Hari Hipertensi Sedunia 17 Mei kemarin.

Kepala Dinkes Batang dr. Didiet Wisnuhardanto mengatakan, penderita terkadang tidak menyadari bahwa dirinya telah terindikasi PTM, karena faktor kurang rutinnya melakukan deteksi dini.

“Penyakit yang sering muncul antara lain hipertensi, stroke, diabetes melitus dan lainnya,” katanya, usai membuka Bulan Gerakan Deteksi Dini (PTM), di Gedung PSC 119, Dinas Kesehatan Kabupaten Batang, Rabu (18/5/2022).

Ia menyarankan, masyarakat rutin melakukan deteksi dini, agar dapat dilakukan penanganan sedini mungkin.

“Pelayanan ini tidak berhenti sampai di sini saja, tapi akan berlanjut ke stan Batang Expo yang digelar 18-22 Mei. Kami bekerja sama dengan Badan Intelejen Negara (BIN) dan Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Ambarawa untuk mendukung kelancaran kegiatan,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Yuli Suryandaru mengatakan, pemahaman masyarakat terhadap hipertensi masih minim. Maka Dinkes memanfaatkan momentum Hari Hipertensi Sedunia dengan menggelar Bulan Gerakan Deteksi Dini (PTM).

“Penyakit seperti hipertensi maupun diabetes melitus tidak diiringi gejala awal, tapi tiba-tiba langsung parah, berbeda dengan penyakit Tubercolusis, yang dapat dilihat gejalanya,” ungkapnya.

Pendeteksian perlu dilakukan bagi mereka yang termasuk usia produktif yakni 40 tahun ke atas.

“Jika kondisi tubuhnya sehat deteksi bisa dilakukan tiga bulan sekali, atau paling lama setahun sekali. Tapi disarankan supaya deteksi dilakukan tiga bulan sekali untuk mengetahui kondisi tubuh secara berkelanjutan,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)