Kerajaan Saudi Beri Lampu Hijau Bagi Jamaah Umrah Indonesia
Batang - Pemerintah Kerajaan Arab Saudi akhirnya memberikan lampu hijau bagi jamaah umrah Indonesia dan lima negara lainnya, seperti Pakistan, India, Brazil, Vietnam dan Mesir, mulai 1 Desember 2021.
Batang - Pemerintah Kerajaan Arab Saudi akhirnya
memberikan lampu hijau bagi jamaah umrah Indonesia dan lima negara lainnya,
seperti Pakistan, India, Brazil, Vietnam dan Mesir, mulai 1 Desember 2021.
Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kantor
Kemenag Batang, Lutfi Hakim mengatakan, para jamaah umrah pun dapat bernafas
lega, karena untuk mendapat izin penerbangan umrah ke Tanah Suci, tidak perlu
melakukan vaksinasi dosis ketiga atau booster.
“Alhamdulillah dari hasil pertemuan antara Menteri
Agama RI Yaqut Cholil Qoumas dengan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi beberapapa
waktu lalu, jamaah umrah kita tidak perlu menggunakan booster. Mereka cukup
divaksinasi Pfizer, AstraZeneca, Johnson & Johnson dan Moderna yang
diizinkan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi,” katanya, saat ditemui, di Kemenag
Kabupaten Batang, Selasa (30/11/2021).
Dijelaskannya, bagi jamaah umrah yang telah
divaksinasi Sinovac, cukup melakukan karantina selama 5 hari, sesuai protokol
kesehatan yang ditentukan Pemerintah Arab Saudi.
“Untuk kesiapan jamaah umrah, Kantor Kemenag Batang
tidak menangani proses pemberangkatannya secara langsung, tetapi dilaksanakan
oleh Biro Penyelenggaraan Ibadah Umrah (BPIU), di bawah pengawasan langsung
Kemenag Pusat,” tegasnya.
Ia mengimbau, agar BPIU selalu menerapkan protokol
kesehatan, menjaga keamanan dalam memberikan bimbingan manasik umrah kepada
jamaah.
Setelah masyarakat mengetahui bahwa rakyat Indonesia
diizinkan untuk melaksanakan ibadah umrah ke Tanah Suci, ada sedikit
peningkatan jumlah pemohon untuk dibuatkan paspor khusus umrah.
“Sampai saat ini kami masih melayani proses
rekomendasi pembuatan paspor umrah. Sebelumnya kosong, tapi selama sepekan ini
kami melayani tiga pemohon setiap harinya, bagi yang belum memiliki paspor,”
terangnya.
Terkait penyelenggaraan ibadah haji, pihak Kemenag
belum mendapatkan informasi yang pasti dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi.
“Tapi dengan diizinkannya ibadah umrah untuk jamaah
asal Indonesia, bisa dijadikan tolok ukur, tentang kesiapan penyelenggaraan
ibadah haji. Insyaallah kami selalu berhusnuzan kepada Allah, ibadah haji tahun
depan bisa dilaksanakan,” tegasnya.
Ia menambahkan, jamaah haji asal Kabupaten Batang
yang siap diberangkatkan tahun 2022 sejumlah 719 orang yang tertunda
keberangkatannya di tahun 2020.
Ditemui secara terpisah, staf PT. Anneva Mulya
Wisata, Imam Al Ghifari, yang merupakan salah satu BPIU, mengutarakan, sampai
saat ini belum melakukan persiapan untuk pemberangkatan jamaah umrah asal
Batang ke Tanah Suci, karena rumitnya prosedur yang harus dijalani.
“Banyak prosedur yang memberatkan, salah satunya
diwajibkan karantina selama 5-7 hari, biayanya pun dibebankan kepada jamaah,
sebesar Rp10 juta tiap orang. Jamaah juga wajib dites PCR sebanyak 4 kali,
yakni menjelang keberangkatan, ketika sampai ke Arab Saudi, pasca karantina dan
ketika kembali ke Tanah Air dengan biaya Rp1,2 juta,” terangnya.
Ia menerangkan, apabila jamaah memilih paket umrah
Rp25 juta, total biaya yang harus dikeluarkan bisa mencapai Rp40 juta per
orang.
“Kami akan mulai menyosialisasikan kepada jamaah
umrah yang sempat tertunda keberangkatannya, agar mengetahui kondisi
sesungguhnya. Kami jelaskan satu per satu, walaupun kesempatan ibadah umrah
sudah dibuka, tapi masih banyak prosedur yang harus dilalui,” ungkapnya.
Ia menambahkan, sampai saat ini belum ada pendaftar
sebagai jamaah umrah baru, karena melihat biaya yang cukup tinggi.
“Biasanya sebelum mendaftar, mereka tanya dulu
besaran biayanya dan kebanyakan masih pikir-pikir dulu sebelum mendaftar. Kalau
sebelum pandemi, jamaah yang sudah daftar sebanyak 20 orang dan diperkirakan
akan terjadi penurunan jumlah pendaftar ibadah umrah, untuk tahun ini,” ujar
dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)