Pedagang Diminta Beradaptasi dengan Digitalisasi Pasar
Batang - Kepala Disperindagkop dan UKM Kabupaten Batang Subiyanto meminta agar para pedagang di seluruh pasar tradisional mulai beradaptasi dengan digitalisasi pasar.
Batang - Kepala Disperindagkop dan UKM Kabupaten
Batang Subiyanto meminta agar para pedagang di seluruh pasar tradisional mulai
beradaptasi dengan digitalisasi pasar.
Sejumlah perwakilan pedagang diundang dalam Sekolah
Pasar, untuk mendapatkan ilmu manajemen pasar, agar mampu memanfaatkan
teknologi digital dalam sistem perdagangan di pasar tradisional, dengan
mengundang perwakilan dari Kementerian Perdagangan RI beberapa waktu lalu.
“Materi pokoknya adalah digitalisasi pasar, ternyata
program tersebut selaras dengan Disperindagkop Batang, yang sudah mulai melatih
para pedagang untuk beralih secara perlahan menuju digitalisasi pasar,” katanya
saat ditemui, di ruang kerjanya, Rabu (22/9/2021).
Beberapa program yang telah dilakukan di Pasar
Batang antara lain: pasar online “Dotukura”, QRIS yakni sistem pembayaran
secara tunai dan nontunai, sebentar lagi akan menerapkan E-Retribusi.
“Ini menunjukkan gayung bersambut karena program
kami senada dengan Kementerian Perdagangan,” jelasnya.
Ia menegaskan, dengan menerapkan sistem digitalisasi
pasar, para pedagang justru akan semakin dipermudah dalam melayani pembeli.
“Mudah-mudahan setelah diedukasi para pedagang
saling mengerti dengan kami, saling menjaga agar pasar selalu dikunjungi
pembeli, omset pedagangnya meningkat walaupun masih dalam kondisi pandemi,
dengan menerapkan pola jual beli secara online,” tegasnya.
Sedangkan menurut arahan dari perwakilan Kementerian
Perdagangan RI, lebih menekankan pada pengelolaan pasar, menjaga kebersihan
pasar, penataan pasar berdasarkan zonasi dan sesuai Standar Nasional Indonesia
(SNI).
Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyaraka, Mutmainah menerangkan, pihak Dinas Kesehatan akan memanfaatkan
teknologi digitalisasi pasar ini untuk mempromosikan disiplin protokol
kesehatan, termasuk Germas agar lebih mudah dipahami dan dipraktikkan pedagang
serta warga pasar.
“Kami bisa menitipkan pesan-pesan kesehatan seperti
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), pentingnya vaksinasi di aplikasi
Dotukura yang sudah mulai dikenal kaum milenial Batang,” terangnya.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Batang Anwar Rozikin
mengatakan, pemanfaatan digitalisasi pasar sudah dimulai sejak 13 Agustus 2020
lalu. Pemanfaatannya sangat memudahkan konsumen, karena cukup menggunakan
aplikasi Dotukura.
Saat ini aplikasi tersebut sedang disempurnakan yang
nantinya akan berubah menjadi New Dotukura.
“Dalam aplikasi itu semua pengelolaan dilakukan oleh
anggota paguyuban pasar, mulai proses transaksi jual beli, kurir hingga
pembayaran. Sehingga lebih cepat dan praktis,” terangnya.
Aplikasi ini menadapat dukungan peralatan dari Bank
Indonesia Cabang Tegal dan rencananya dalam waktu dekat, New Dotukura dan
E-Retribusi akan dilaunching oleh Bupati Batang Wihaji.
“Saya akui memang mayoritas pedagang belum begitu
familiar dengan teknologi digital, jadi perlu waktu lebih lama untuk
menyosialisasikannya,” ungkapnya.
Ia memastikan, bahwa di era kenormalan baru,
digitalisasi dibutuhkan masyarakat, karena untuk mendapatkan suatu barang,
konsumen tidak perlu bertatap muka.
“Jika kami tidak membiasakan diri dengan
digitalisasi pasar, pasti tertinggal dengan pasar dan toko online yang bisa
dipesan melalui sebuah aplikasi. Kami akan berusaha dengan mengedepankan
pedagang-pedagang muda yang sudah akrab dengan gawai, supaya bisa melayani
kebutuhan konsumen milenial,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)