SMK Kandeman Siap Menuju Sekolah Berbasis Industri
Batang - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Kandeman saat ini sedang mempersiapkan infrastruktur penunjang hingga menerapkan budaya industri, sebagai langkah menuju Sekolah Berbasis Industri (SBI).
Batang - Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Kandeman saat ini sedang
mempersiapkan infrastruktur penunjang hingga menerapkan budaya industri,
sebagai langkah menuju Sekolah Berbasis Industri (SBI).
Kepala SMKN 1 Kandeman, Suyanta mengemukakan,
beberapa tingkatan bagi SMK di antaranya Sekolah Kelas Dunia, Sekolah Berbasis
Industri, Sekolah Berstandar Nasional Pendidikan. Sedangkan SMK Kandeman
berupaya mengarahkan warga sekolah untuk memiliki budaya industri dengan
indikasi yang beragam. Artinya segala kegiatan dan budaya yang ada di suatu
industri, dipindahkan ke sekolah.
“Para guru dan anak didik budayanya sudah industri
dari berbagai hal. Misalnya, akses jalan sekolah juga akan kita pilah-pilah, mana
untuk pejalan kaki dan mana untuk mobil, seperti halnya perusahaan-perusahaan
besar yang menerapkan pola tersebut,” kata Suyanta saat memantau persiapan
infrastruktur menuju SBI di Halaman SMKN 1 Kandeman, Kabupaten Batang, Senin
(22/3/2021).
Lebih lanjut, dia menerangkan, di lingkungan bengkel
tata letak peralatatan, bahan dan jalur khusus siswa yang akan praktik harus
jelas. Demikian pula penerapan budaya keselamatan dan kesehatan kerja.
“Orang yang mau bekerja harus memiliki 4 selamat.
Yakni siswa yang akan praktik harus selamat dengan memakai pakaian keselamatan
kerja lengkap, selamat peralatan dengan menggunakannya secara tepat guna,
selamat bahan artinya meletakkan sesuai tempatnya dan selamat tempat artinya
sirkulasi udara baik dan bersih sehingga menciptakan suasana yang nyaman,”
jelasnya.
Khusus SMK Kandeman di kelas industri Rekayasa
Perangkat Lunak (RPL) akan menerapkan pola yang digunakan pada perusahaan
Gamelate, yang memproduksi berbagai perangkat lunak komputer.
“Sedangkan lainnya tinggal mengikuti saja, seperti
kelas Teknik Audio Video (TAV) dengan Panasonic dan TOA, Teknik Kendaraan
Ringan (TKR) dengan Daihatsu, Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM) dengan
Yamaha dan Teknik Pemesinan dengan Sukorintex,” terangnya.
Ia mengimbau, para siswa harus memiliki kompetensi
di bidangnya dan karakter yang baik.
“Kami tekankan pada karakter, agar anak memiliki
kesadaran untuk patuh pada budaya-budaya yang ada di industri. Kita tata dari
masuk kawasan sekolah, parkir pun harus disesuaikan kendaraan dan mengikuti
tanda serta alurnya,” pungkasnya. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)