Home / Berita / Ekonomi / APLIKASI DOTUKURA JADI SOLUSI PEREKONOMIAN DI TENGAH PANDEMI

Berita

Aplikasi Dotukura Jadi Solusi Perekonomian di Tengah Pandemi

Batang - Makin modernnya transaksi jual beli dari semula menggunakan cara konvensional yang mengharuskan para konsumen berdatangan langsung ke Pasar Batang yang menjadi urat nadi kehidupan perekonomian warga, kini perlahan tapi pasti, para pedagang dan pembeli sudah mulai beralih ke cara jual beli secara daring. Cukup berdiam diri di rumah pesanan segera datang dalam waktu kurang dari satu jam menggunakan aplikasi Pasar online.

Batang - Makin modernnya transaksi jual beli dari semula menggunakan cara konvensional yang mengharuskan para konsumen berdatangan langsung ke Pasar Batang yang menjadi urat nadi kehidupan perekonomian warga, kini perlahan tapi pasti, para pedagang dan pembeli sudah mulai beralih ke cara jual beli secara daring. Cukup berdiam diri di rumah pesanan segera datang dalam waktu kurang dari satu jam menggunakan aplikasi Pasar online.

Aplikasi pasar online itu bernama “Dotukura” yang digagas oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperindagkop dan UKM) Kabupaten Batang yang telah dilaunching sejak pertengahan Agustus 2020  lalu untuk mempermudah warga Batang berbelanja.

Terlebih di tengah masa pandemi Covid-19, yang mengharuskan diri membiasakan diri pada kebiasaan baru.

“Aplikasi “Dotukura” menjadi strategi para pedagang supaya tetap bertahan di masa pandemi. Terutama bertahan agar tidak ditinggalkan para pembeli, karena banyaknya pasar swalayan yang lebih condong dikunjungi keluarga dengan ekonomi menengah ke atas,” kata Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Batang Anwar Rozikin saat ditemui di Pasar Tradisional, Kabupaten Batang, Jumat (6/11/2020).

Proses yang mudah membuat para pembeli cukup dengan mengunduh aplikasi “Dotukura” melalui playstore di gawai dan mengikuti alur registrasi agar terdaftar menjadi konsumen.

Pembeli yang telah memesan kebutuhan sehari-hari melalui Dotukura akan dibantu oleh para tenaga IT berpengalaman hingga kurir belanja yang semuanya berasal dari para anggota Paguyuban Pedagang Pasar Batang.

Salah satunya Niltah tenaga IT yang membantu proses belanja online. Tiap harinya ia bisa melayani 2 - 5 pembeli pasar online Dotukura dengan nominal jumlah belanjaan mencapai Rp150 ribu hingga Rp300 ribu.

“Tentu hal itu sangat membantu perekonomian warga khususnya para pedagang yang sempat sepi pembeli, karena imbauan meminimalkan kerumunan yang berdampak pada berkurangnya omset. Untuk menarik banyak pembeli, beragam bonus diberikan, salah satu potongan harga tiap berbelanja melalui Dotukura,” katanya.

Berbagai keuntungan yang didapat dengan berbelanja di Dotukura antara lain akan ada beragam promosi seperti di sosial media berbentuk potongan ongkos kirim, cash back dan harga di bawah pasar “rego ambyar”.

“Beragam kebutuhan pokok sehari-hari mulai dari sayur-sayuran, ayam, ikan, daging segar hingga bumbu dapur siap diantar dengan cepat. Namun kecepatan itu terwujud berkat kepiawaian seorang Sekar yang dengan sigap segera menyusuri satu persatu pedagang sesuai pesanan belanja yang dikehendaki pemesan,” jelasnya.

Prinsip keadilan pun ia junjung tinggi agar tidak timbul rasa iri hati antar pedagang. Meskipun pesanan yang diinginkan sama, namun demi menciptakan pemerataan konsumen, ia selalu bergantian dengan pedagang lainnya.

Sementara, pemilik kios khusus ayam potong, Yanti pedagang ayam potong mulai memotong-motong ayam sesuai permintaan Sekar. Setiap harinya hampir dua kilo ayam potong dipesan oleh warga Batang.

“Tiga bulan sudah Slamet Riyanto menjadi kurir belanja mengantarkan pesanan warga Kota Batang. Setiap pagi sebanyak 7 kali ia mengantar barang-barang belanjaan ke konsumen. Walaupun saat ini hanya dirinya yang menjadi kurir, namun hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk mempercepat sampainya barang belanjaan ke masyarakat Batang,” tuturnya.

Saat ini pasar online Dotukura mayoritas diminati ibu-ibu muda milenial, karena kepraktisannya. Mike seorang ibu rumah tangga yang setiap harinya disibukkan dengan mengurus rumah dan kedua putra-putrinya, hampir tak mempunyai waktu untuk berbelanja langsung ke Pasar Batang.

Prinsip higienitas sekaligus berniat untuk bersedekah dengan para pedagang di Pasar Batang, semakin membulatkan tekadnya yang hampir tiga bulan ini memanfaatkan aplikasi Dotukura untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

Aplikasi Dotukura ini memang digadang-gadang oleh Disperindagkop dan UKM Kabupaten Batang, untuk menjadi solusi berbelanja di masa pandemi. Pedagang dan pembeli tak harus saling bertemu namun keduanya mendapatkan manfaat dari aplikasi tersebut.

Saat ditemui secara terpisah, Kepala Disperindagkop dan UKM Batang, Subiyanto mengatakan, aplikasi Dotukura sengaja dibuat untuk memudahkan kegiatan jual beli dan menghidupkan roda perekonomian masyarakat Kota Batang.

“Pasar Batang menjadi percontohan penerapan Pasar Online Dotukura, nantinya di tahun 2021 mendatang Disperindagkop dan UKM Batang, mewacanakan dua pasar besar siap menjadi Pasar Online yaitu Pasar Limpung dan Pasar Bandar sehingga sendi-sendi kehidupan perekonomian juga tetap berdenyut di tengah masa pandemic,” terangnya. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)