67 Kasus HIV Baru Ditemukan Di Batang, Diharapkan Tak Kesampingkan Program HIV AIDS
Batang - HIV AIDS nampaknya masih menjadi masalah serius yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Batang, ditengah pandemi Covid-19 yang sedang melanda. Tentunya program Pencegahan dan Penanggulangan HIV tak boleh berhenti guna memutus mata rantai penularan virus ini yang selalu naik.
Batang
- HIV AIDS nampaknya masih menjadi masalah serius yang dihadapi Pemerintah
Kabupaten Batang, ditengah pandemi Covid-19 yang sedang melanda. Tentunya program Pencegahan dan
Penanggulangan HIV tak boleh berhenti guna memutus mata rantai penularan virus
ini yang selalu naik.
Secara
akumulatif tercatat 1200 kasus HIV AIDS yang telah ditemukan di Kabupaten
Batang sampai dengan bulan Mei 2020 dan kelompok tertinggi adalah Ibu Rumah
Tangga. Sedangkan menurut catatan Dinas Kesehatan Kabupaten Batang bahwa selama
Januari-Mei 2020 ditemukan 67 kasus HIV baru.
“Oleh
karena itu Yayasan Forum Komunikasi Peduli Batang (FKPB) sebagai salah satu
stakeholder program Pencegahan dan Penanggulangan HIV AIDS di Kabupaten Batang
menggelar kegiatan Pertemuan Stakeholder bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan
Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Batang,” kata Koordinator SSR HIV Ahmad
Navis usai diwawancarai di Hotel Sendangsari, Kabupaten Batang, Senin
(15/6/2020).
Ia
menambahkan, bahwa tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk
meningkatkan sinergitas antar stakeholder dalam rangka memutus mata rantai HIV
AIDS di Kabupaten Batang yang semakin meningkat.
Ia
berharap, dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah bagaimana semua stakeholder
memerankan perannya masing-masing dalam rangka memutus mata rantai penularan
virus ini walaupun saat ini sedang dalam masa pandemi Covid-19.
Sementara,
selaku Koordinator Penjangkau Lapangan Program Sulistyo menyampaikan, kendala
yang dihadapi dirinya dalam menjangkau beberapa kelompok resiko tinggi.
“Di
masa pandemi seperti ini kami kesulitan untuk menjangkau kelompok-kelompok yang
selama ini menjadi dampingan kami, namun
kami punya alternatif lain atau kita ajak ketemu dengan tetap memperhatikan
protokol kesehatan,” jelasnya.
Kami
juga masih kesulitan dalam melakukan akses layanan kesehatan mobile karena
untuk sementara waktu dari layanan kesehatan tidak menyediakan layanan mobile
walaupun kesadaran untuk akses layanan kesehatan ini nampaknya sudah meningkat
namun masih terkendala masa pandemi seperti ini. “ Ungkapnya.
Disisi
lain saat ini fokus Pemerintah masih pada penanganan Covid-19, sehingga terjadi
perubahan pergeseran dukungan anggaran termasuk dukungan untuk Program
Pencegahan dan Penanggulangan HIV AIDS di Kabupaten Batang Tahun 2020 yang
turun signifikan.
Angka
yang dirasa sangat kecil tentunya untuk sebuah program yang dimana menghadapi
kenyataan laju epidemi HIV AIDS dan resiko serta tantangan yang dihadapi hingga
saat ini masih tinggi.
“Terlebih
dengan adanya pandemi dimasa sekarang ini transaksi seksual dan praktek-praktek
resiko tinggi membuat angka temuan kasus di Kabupaten Batang juga masih tinggi.
Dari situ harapannya Pemerintah Daerah walaupun saat ini masih dalam masa
pandemi namun jangan sampai program Pencegahan dan Penularan HIV AIDS yang
sudah berjalan menjadi terabaikan,” pungkasnya. (MC Batang, Jateng/Afif/Jumadi)