Home / Berita / Seni dan Budaya / ANGGOTA POLISI LAYANI PEMBUATAN SIM GUNAKAN PAKAIAN ADAT JAWA

Berita

Anggota Polisi Layani Pembuatan SIM Gunakan Pakaian Adat Jawa

Suasana berbeda di layanan pembuatan SIM (Surat Ijin Mengemudi) di Satuan Lalu Lintas Polres Batang, Rabu (16/8). Pasalnya semua anggota Polisi lalu lintas dalam memberikan pelayanan kepada Masyarakat yang membuat SIM menggunakan pakaian adat Jawa.

Hal ini tidak biasanya di lakukan di pelayanan SIM karena setiap harinya petugas menggunkan pakaian Polisi lengkap. Ihun warga Pesona Griya Batang tertegun ketika mendapatkan pelayanan petuga Polisi yang menggunkan pakaian adat Jawa tersebut.

"Unik dan menaraik polisi menggunkan adat jawa, saya sampai tertegun semua anggota Polisi mengenakan pakaian adat jawa, dengan ramahnya mereka memberikan pelayanan.” Kata Ihun saat di tanya Wartawan.

Kasat Lantas Polres Batang, AKP M. Adiel Ariesto mengatakan, Khusus memperingati Hari Kemerdekaan RI Ke 72 Satlantas Polres Batang memberikan sedikit warna yang berbeda dalam utamanya di pelayanan, hal ini untuk menunjukan rasa nasionalisme.

“Beberapa hari kedepan khusus pelayanan di Satlantas menggunakan pakian adat khas daerah Jawa lengkap dengan dengan blangkon begiu juga dengan Polwan juga mengenakan pakaian adat Jawa Kebaya.” Kata AKP M. Adiel Ariesto.

Ia juga mengatakan menggunakan pakaian adat Jawa untuk menunjukan kepada masyarakat bahwa dari Kepolisian tidak selamanya kaku, tapi ada saatnya juga kita bisa menunjukan sebagai manusia biasa untuk mengajak masyarakat meningkatkan rasa nasionalisme kita dengan cara yang berbeda – beda.

“Ini mungkin berbeda dengan Satuan Lalu lintas di Polres lain, karena masing-masing punya khas yang berbeda sesuai dengan kearifan lokal daerah masing – masing, Satlantas Poles Batang memberikan hal yang agak unik, jadi lain dari hari-hari biasanya.” Jelasnya.

AKP M. Adiel Ariesto juga berharap kepada seluruh masyarakat untuk ikut mencintai adat budaya yang ada di Indoneisa terutama daerah kita, karena kita juga memiliki adat dan budaya yang berbeda tatapi tetap menjadai satu Negera Republik Indonesia.

“Kita tanamkan dan pukuk rasa nasionalisme kita, rasa cinta dan rasa bangga kita yang berada di bumi pertiwi ini, mudah-mudah ini dapat menularkan pada seluruh elemen masyarakat untuk mencintai adat, istiadat kebudayaan daerah dan Negera Kita.” Harapnya. (Edo/McBatang)