Produksi Masker Massal untuk Lawan Covid-19
Batang - Melihat pandemi Covid-19 yang merajalela disertai minimnya Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker karena peningkatan kebututuhan dan harga jual yang makin melangit, menginisiasi para alumni pelatihan keterampilan menjahit untuk beramal melalui kompetensinya.
Batang - Melihat pandemi Covid-19 yang merajalela
disertai minimnya Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker karena peningkatan
kebututuhan dan harga jual yang makin melangit, menginisiasi para alumni
pelatihan keterampilan menjahit untuk beramal melalui kompetensinya.
Salah satu alumni pelatihan menjahit Hendi Prayogi
mengatakan, dirinya bersama sejumlah teman berinisiatif memproduksi masker
secara massal, untuk dibagikan gratis kepada masyarakat Batang yang membutuhkan,
di tengah pandemi Covid-19.
Proses menjahit masker dikerjakan selama tiga hari,
per harinya bisa menghasilkan 40 lembar.
“Di musim sekarang ini orang merasa khawatir sama
penyakit Covid-19, jadi kami menyumbangkan masker yang ikhlas muncul dari hati
teman-teman semua, untuk mereka yang membutuhkan,” kata Hendi usai menjahit
masker di Balai Latihan Kerja Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Batang, Kamis
(2/4/2020).
Dijelaskannya, saat ini harga masker cenderung lebih
mahal dibandingkan masa-masa sebelum munculnya pandemi Covid-19.
“Sekarang bisa mencapai Rp10.000,00 bahkan lebih,
sedangkan harga terendah antara Rp6.000,00-Rp7.000,00 per lembarnya,” tuturnya.
Ia berharap, di saat wabah Covid-19 yang melanda
seluruh belahan dunia, masyarakat Kabupaten Batang harus meningkatkan imunitas,
selalu menjaga kesehatan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
“Jangan lupa untuk memakai masker saat keluar rumah
untuk melakukan aktivitas yang sangat penting, dengan tetap menjaga jarak aman
atau Physical Distancing,” terangnya.
Sementara, instruktur keterampilan menjahit Nanik
Ismiati mengatakan, semangat berbagi dari para alumni mendapat apresiasi dari
semua pihak. Berawal dari ajakan beberapa alumni, akhirnya ada 12 orang yang
bersedia untuk mendedikasikan dirinya menjahit masker secara gratis.
“Setiap harinya mereka ditarget harus bisa
menghasilkan 200 lembar masker, tapi ada juga yang menyelesaikannya di rumah
selama tiga hari, ada yang bawa 30 atau 40 lembar lalu disetorkan, sampai terkumpul
700 lembar,” paparnya.
Saat ini para alumni sedang mempersiapkan diri untuk
memproduksi 400 lembar masker dan akan didistribusikan kepada petugas yang
pekerjaannya rawan terpapar kuman, bakteri dan kuman.
“Rata-rata mereka sudah mempunyai pekerjaan sebagai
penjahit rumahan atau konveksi. Tapi karena memiliki jiwa sosial yang tinggi
dan didorong keinginan kuat untuk beramal, jadi di sela-sela kesibukannya tetap
bersemangat membuatkan masker agar warga Batang terhindar dari pandemi Covid-19,”
tandasnya.
Nanik mengharapkan,bersemangat belajar, untuk
meningkatkan kompetensi dan memiliki kepekaan terhadap lingkungan ketika ada
wabah atau bencana apapun.
“Kita sebagai sesama manusia harus peka, misalnya
seperti sekarang ini ada wabah Covid-19 yang membutuhkan banyak masker. Bagi
yang sudah mahir menjahit otomatis kan harus membuatkan masker untuk dibagikan
kepada warga yang membutuhkan,” pungkasnya. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)