Home / Berita / Pertanian Perikanan Perkebunan Peternakan / PROTEKSI LAHAN PERTANIAN DI MUSIM PENGHUJAN

Berita

Proteksi Lahan Pertanian di Musim Penghujan

Batang - Datangnya musim penghujan mengharuskan para petani Kelurahan Kasepuhan, Kabupaten Batang, mulai meningkatkan kewaspadaan agar padi terhindar dari kerusakan, seperti terendamnya lahan pertanian karena banjir.

Batang - Datangnya musim penghujan mengharuskan para petani Kelurahan Kasepuhan, Kabupaten Batang, mulai meningkatkan kewaspadaan agar padi terhindar dari kerusakan, seperti terendamnya lahan pertanian karena banjir.

Para petani menyayangkan banyaknya sampah plastik yang menyumbat saluran air sehingga menyebabkan saluran irigasi tidak lancar. Saat musim penghujan datang mengakibatkan naiknya air ke permukaan hingga padi mengalami kerusakan.

“Mereka mulai memutar otak, untuk melindungi lahan mereka dengan berbagai strategi, di antaranya memperbaiki saluran irigasi,” kata salah seorang petani Haryanto, saat ditemui di lahan pertaniannya di Kelurahan Kasepuhan, Kabupaten Batang, Rabu (15/1/2020).

Haryanto mengungkapkan, untuk mengantisipasi naiknya air ke permukaan perlu dilakukan kerjasama antara dinas terkait dan petani agar saluran irigasi kembali lancar.

“Terutama saluran supaya tidak tersumbat. Sementara sampah plastik itu semakin menumpuk, saluran irigasi jadi dangkal akhirnya air mudah naik dan banjir,” ujarnya.

Ia berharap, dilakukan pengerukan supaya saluran lebih dalam, sehingga air tidak mudah naik ke permukaan.

“Terakhir panen bulan Oktober 2019 lalu, per hektar bisa mengalami kenaikan mencapai satu ton, jika pengairan cukup. Namun jika pengairan kurang seperti waktu musim kemarau panen bisa menurun hingga setengah ton per hektar,” paparnya.

Ke depan para petani meminta agar Pemerintah Kabupaten Batang melalui dinas terkait membantu masalah pengairan, sehingga di musim kemarau yang akan datang, semua merasakan hasil panen yang melimpah.

Sementara, salah satu penyuluh pertanian wilayah binaan Kasepuhan Batang Hadi Subiyanto mengatakan, selain pengerukan saluran irigasi langkah lebih lanjut harus dilakukan pembenahan beberapa tanggul yang jebol.

“Harus ada pengerukan atau normalisasi sungai, supaya air bisa lancar dan perlunya perbaikan tanggul sungai itu sendiri, karena banyak yang jebol di area pinggiran, akhirnya saat musim penghujan airnya meluap masuk ke lahan sawah,” jelasnya.

Dijelaskannya, dampak yang dirasakan petani, tentunya padi yang baru mereka tanam, mudah membusuk. Masalah lain yang dihadapi petani di wilayah pesisir adalah ancaman air pasang, yang dapat menerjang lahan pertanian.

“Banyak air laut itu masuk ke sawah, karena pintu air yang tidak berfungsi dengan baik di wilayah Kasepuhan dan Denasri.” pungkasnya

Namun para petani Kasepuhan memiliki inisiatif untuk mengantisipasi datangnya musim penghujan dengan menerapkan prinsip “gombrang” yaitu secara swadaya mereka melakukan pengerukan saluran irigasi agar permukaan air lebih dalam sehingga meminimalisasi terjadinya sawah yang terendam banjir.

Ia berharap, adanya kerjasama antara Dinas Pertanian dan Dinas Pengairan, sehingga saluran air tidak sampai meluap. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)