Home / Berita / Pembangunan / BUPATI BATANG WACANAKAN EVOLUSI INDUSTRI PERTANIAN

Berita

Bupati Batang Wacanakan Evolusi Industri Pertanian

Batang - Tak hanya komoditas bawang putih saja yang berjaya di Kecamatan Bawang. Ada komoditas lain yang success history nya serupa, seperti sayur buncis, kol, labu siam dan paprika. Karena tak hanya berhasil dibudidayakan, tapi mampu menembus pasar mancanegara. 

Potensi luar biasa ini yang melatarbelakangi Bupati Batang Wihaji untuk terus memberikan dukungan dan motivasi bagi para petani di Kecamatan Bawang. 

"Keberhasilan dan kesuksesan ini jangan hanya untuk kelompoknya saja, tapi tularkan ilmu dan kesuksesan dalam membudidayakan sayuran ke petani lainnya," kata Bupati Batang Wihaji saat mengunjungi Kebun Paprika milik Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Peni Murni di Desa Deles, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Senin (27/5/2019). 

Zaman sudah berubah, apalagi memasuki revolusi industri 4.0 lanjutnya, kalau kita tidak bisa berevolusi, petani kita akan selalu tertinggal. Oleh karena itu, Pemkab Batang terus mendorong pertanian untuk bisa berevolusi menjadi industri pertanian. 

"Industri pertanian lebih pada meningkatkan hasil dan mutu produksi, meningkatkan taraf hidup dan pendapatan petani, meningkatkan lapangan kerja dan kesempatan berusaha di bidang pertanian," terangnya. 

Ia berharap kepada petani untuk tidak malu belajar, karena kalau tidak ada kreatifitas dan inovasi dalam bertani hasilnya akan kurang, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan sayuran di tingkat lokals, nasional apalagi bersaing ke pasar ekspor. 

"Kebutuhan komoditas sayuran tidak ada matinya, bahkan permintaan pasar terus mengalami peningkatan karena karena populasi manusia bertambah dan kebutuhan akan konsumsi juga meningkat, sehingga budidaya sayuran sebenarnya sangat menggiurkan kalau bisa dikelola secara profesional," jelasnya.

Sementara, Ketua Gapoktan Peni Murni Nur Kholis mengatakan, kelompok tani kami selain membudidayakan bawang putih juga menanam paprika, buncis, labusiam, dan kol. 

"Permintaan masyarakat terhadap sayuran baik untuk pasar dalam negri maupun luar negeri terus meningkat, bahkan tahun kemarin mampu tembus hingga ke Singapura dan Jepang," ujarnya.

Namun, lanjutnya, karena kebutuhan regional mengalami peningkatan, sehingga untuk kebutuhan mancanegara kita tidak mampu memenuhinya, karena kebutuhan kita hanya mampu memasok untuk wilayah Bandung, Bali dan Jakarta saja. 

Ia menjelaskan, sistem pertanian yang diaplikasikan pada budidaya paprika merupakan sistem pertanian modern, baik dari pengairan hingga cara penanganan hama tanaman tersebut.

Dijelaskan keuntungan budidaya paprika ini, pangsa pasar jenis buah sayuran itu masih terbuka lebar karena permintaan pasar di Bali dan Bandung mampu mencapai 4 ton per minggu, akan tetapi petani hanya masih mampu memenuhi 1 ton saja.

"Untuk luasan tanaman paprika kami hanya 5.000 meter persegi yang dalam satu minggu mampu panen 500-600kg, kalau ada permintaan petik hijau bisa sampai 1 ton perminggu, dengan harga 1 kg paprika merah Rp40 ribu dan kuning Rp34 ribu," katanya. 

Ia menyampaikan dengan lahan seluas 1 hektare, maka setiap tahunnya para petani di Desa Deles bisa dua kali panen buah sayuran jenis paprika 30 ton.

“Ada sekitar 5 ribu pohon dengan luas lahan green house 1 hektare. Dalam setahun, kami bisa panen 30 ton paprika, kemungkinan hanya para petani di Deles yang mengembangkan paprika hingga menembus pasar mancanegara,” terangnya.

Ia mengatakan semula ada anggapan dengan melakukan budi daya paprika akan merugi karena biayanya cukup besar mencapai Rp250 juta per 500 meter persegi sedang hasil panen yang diperoleh belum bisa dipastikan.

“Akan tetapi, anggapan itu kini mulai menghilang karena petani sudah mengetahui tata cara menanam paprika yang baik dan benar. Sebenarnya jika dikelola dengan baik maka petani akan mendapatkan omset sekitar Rp370 juta, sehingga modal bisa kembali pada tahun pertama,” jelasnya.

Namun, keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan Pemkab Batang melalui pendampingan Dinas Pertanian Kabupaten Batang, yang selalu membimbing kami dari pasca tanam sampai dengan pasca panen. (Humas Batang, Jateng/Edo)