Ayat-Ayat Penerang Jalan Tobat Santri Lapas
Batang - Udara sejuk diiringi kicauan burung menjadi penanda hari telah pagi, namun lantunan ayat suci, sayup-sayup mulai terdengar dari serambi Masjid At Taubah tempat para santri Pondok Pesantren Darut Taubah Lapas Kelas IIB Batang, menimba ilmu. Ayat demi ayat terus dilantunkan, agar menjadi penerang jalan tobat para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Batang -
Udara sejuk diiringi kicauan burung menjadi penanda hari telah pagi, namun
lantunan ayat suci, sayup-sayup mulai terdengar dari serambi Masjid At Taubah
tempat para santri Pondok Pesantren Darut Taubah Lapas Kelas IIB Batang,
menimba ilmu. Ayat demi ayat terus dilantunkan, agar menjadi penerang jalan
tobat para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Tak kenal lelah dan
waktu, seluruh perhatian, mereka curahkan hanya untuk mendapatkan ridha-Nya
semata. Ke-66 santri pilihan itu terus menelaah makna dari tiap ayat yang
mereka lantunkan.
Salah satu WBP Sukron
Makmur, yang telah dua tahun ikut "nyantri", itu mengisahkan jalan
hidupnya yang dulu gemar beradu otot, hingga membawanya menjadi bagian dari
keluarga besar di Pondok Pesantren Darut Taubah Lapas Batang.
“Dulu masuk sini karena
berkelahi, sekarang ya pingin jadi orang baik," itulah sepatah kata yang
diucapkan pria 28 tahun di sela waktu mengikuti kegiatan tadarus Alquran selama
Ramadan,” katanya saat ditemui di Lapas Kelas IIB Batang, Kabupaten Batang,
Sabtu (16/3/2024).
Baginya Alquran memiliki
makna istimewa. Lantunan ayat yang dibacanya setiap saat membawa ketenangan
dalam hati. Baginya tak ada kata terlambat untuk mendalami ayat-ayat Allah,
meski terkadang dengan suara yang terbata-bata, namun berkat niat yang teguh,
menjadikannya berhasil menghafal tiga sampai empat juz.
Empat bulan jelang
kebebasannya, pemuda asal Warungasem itu ingin menunjukkan kepada khalayak,
bahwa tak selamanya WBP itu tidak dapat berubah menjadi pribadi yang lebih
baik.
“Rencananya mau nerusin
mondok ke Kauman untuk belajar Alquran lebih dalam lagi,” ungkapnya.
Tak hanya selama Ramadan,
lanjut dia, di hari-hari lain pun, para santri menekuni ilmu agama, mulai dari
belajar ilmu tajwid, hafalan Alquran hingga berhasil menjadi seorang hafiz
quran. Serta mempelajari hukum-hukum Islam melalui materi fiqih yang rutin
disampaikan para ulama yang didatangkan langsung untuk memberikan petuah-petuah
sebelum menapaki kehidupan sosial di masa depan.
Sementara itu, Kepala
Lapas Kelas IIB Batang Jose Quelo bersama petugas selalu berupaya mendampingi
para santri dengan terus bersinergi banyak pihak. Di blok santri itulah 66 WBP
pilihan, dibina untuk menjadi insan yang memiliki iman dan taqwa yang terus
bertumbuh.
“Pekan kemarin kami baru
menelurkan dua orang hafiz, yang berhasil mengkhatamkan Alquran. Jadi
penjaringan tetap dilakukan dengan mekanisme yang ditentukan Dewan Santri Darut
Taubah,” terangnya.
Seakan tak ingin
kehilangan waktu sedetik pun, para santri Darut Taubah, tak henti-hentinya
melafalkan kalimat-kalimat toyyibah. Mulut mereka terus memuji asma Allah,
zikir dan doa terus dipanjatkan, sebagai tanda pengharapan terbukanya pintu
tobat dan pengampunan, atas dosa-dosa yang pernah mereka perbuat. (MC Batang,
Jateng/Heri/Jumadi)