Hari Wayang, Lima Dalang Cilik Siap Beraksi
Batang - Menjelang peringatan Hari Wayang Nasional 7 November 2023 mendatang, Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Batang makin intens berlatih sebelum pagelaran wayang semalam suntuk.
Batang - Menjelang
peringatan Hari Wayang Nasional 7 November 2023 mendatang, Persatuan Pedalangan
Indonesia (Pepadi) Batang makin intens berlatih sebelum pagelaran wayang
semalam suntuk.
Uniknya, pagelaran
nanti, Pepadi akan menampilkan kemampuan para dalang cilik yang telah banyak
meraih prestasi baik di kancah eks-Karesidenan Pekalongan maupun Provinsi Jawa
Tengah.
Ketua Persatuan Pedalangan
Indonesia (Pepadi) Batang Ki Tulus Wahyu Utomo atau lebih dikenal dengan nama
Ki Uut mengatakan, para dalang cilik yang akan tampil nantinya, dipastikan
mumpuni karena telah meraih prestasi.
“Dalang cilik yang akan
tampil, Ki Elginara Sidqi SD N 3 Beji, Ki Huda Erlangga SMP N 1 Kandeman, Ki Ananta Oriza Ardian SMP N 3
Batang, Ki Abid Aqila Pranaja SD N 5
Proyonanggan, dan Ki Syaariful Anam SMP N 2 Tersono. Sedangkan untuk
Limbukan menghadirkan Ki Wahyudin dan Goro-goro oleh Ki Rochim,” katanya, saat
mendampingi anak didiknya berlatih, di Komplek Kantor Bupati Batang, Kabupaten
Batang, Kamis (2/11/2023).
Ia bangga ditengah
derasnya arus kemajuan teknologi informasi, masih ada para generasi milenial
dan generasi Z, yang tertarik mempelajari dan menekuni seni budaya pewayangan
yang telah diciptakan oleh para leluhur.
“Keinginan itu muncul
dari diri pribadi mereka, tanpa ada unsur paksaan dari siapa pun. Kami hanya
memberikan dukungan dengan mendampingi, melatih secara rutin dan menyiapkan sarana
prasarana yang dibutuhkan,” ungkapnya.
Dalam pagelaran wayang
yang rencananya digelar selama tujuh jam di Pendapa Kabupaten Batang, akan
menampilkan lakon Bimo Suci yang mengisahkan Raden Bratasena sedang mencari
jati dirinya.
“Dalam kisahnya Raden
Bratasena berusaha untuk menghormati orang tuanya, Raden Pandu Dewanata, hingga
dapat hidup bahagia,” terangnyanya.
Sementara itu, Salah
satu dalang cilik, Ki Ananta Oriza Ardian menyampaikan, kesukaan terhadap seni
pewayangan sudah ditekuni sejak duduk di bangku Taman Kanak-kanak hingga kini.
“Biasanya latihan rutin
cuma seminggu sekali, tapi karena mau pentas di pendapa, ya jam latihannya
ditambah. Ini lagi latihan gerakan "budalan" atau berangkatnya para Kurawa
menuju medan pertempuran,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)