Hadiri Muktamar Rifaiyah, Zulhas Berupaya Bangkitkan Ekonomi Keumatan
Batang - Gelaran Muktamar Rifaiyah Ke-X, yang dibuka langsung oleh Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan terasa lebih istimewa, karena selain mengagendakan pemilihan ketua umum, juga berupaya untuk memunculkan tokoh-tokoh muda Rifaiyah agar berkontribusi melanjutkan perjuangan KH. Ahmad Rifa'i.
Batang - Gelaran Muktamar
Rifaiyah Ke-X, yang dibuka langsung oleh Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan
terasa lebih istimewa, karena selain mengagendakan pemilihan ketua umum, juga
berupaya untuk memunculkan tokoh-tokoh muda Rifaiyah agar berkontribusi
melanjutkan perjuangan KH. Ahmad Rifa'i.
Salah satu wujud
dukungan di bidang pemberdayaan umat, yakni dijalinnya kerja sama antara
Kementerian Perdagangan bersama Organisasi Keagamaan Rifaiyah dengan
mengoptimalkan peran UMKM berupa warung kelontong milik Jamaah Rifaiyah.
Menteri Perdagangan
Zulkifli Hasan menyampaikan, kehadirannya di Kabupaten Batang mewakili
Pemerintah Pusat sekaligus membuka Muktamar Rifaiyah Ke-X. Ia mengapresiasi
kontribusi dari KH. Ahmad Rifa'i sangat luar biasa baik di masa perjuangan
hingga penyebarluasan ajarannya oleh para santrinya hingga ke luar Jawa bahkan
meluas sampai ke Singapura dan Malaysia.
“Kami juga siap melatih
jiwa kewirausahaan para santri dan jamaah Rifaiyah, dengan membuka warung,
rencananya akan kami bantu 1.000 warung dengan nominal Rp20 juta untuk tiap
warungnya,” katanya, usai membuka Muktamar Rifaiyah Ke-X, di halaman GOR Indoor
Abirawa, Kabupaten Batang, Sabtu (23/9/2023).
Sementara itu, Ketua
Umum PP Rifaiyah KH. Mukhlisin Muzarie mengatakan, untuk pengembangan ekonomi
kerakyatan tentu membutuhkan kompetensi khusus, maka perlu ada pelatihan
terlebih dahulu.
“Para santri kami perlu
dilatih dulu, kalau tidak dikhawatirkan modalnya bisa hilang. Kami utamakan
santri-santri yang sudah punya jiwa kewirausahaan, khususnya yang sudah mengelola
unit usaha kecil di pesantren maupun sekolah,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang
sama, Iskandar Rifa'i yang merupakan keturunan ke-4 dari KH. Ahmad Rifa'i yang
berada di Kota Tondano Sulawesi Utara mengungkapkan, sebagai keturunan langsung
memiliki kewajiban melestarikan dan merawat makam beliau.
“Saya sangat bangga dan bersyukur karena KH.
Ahmad Rifa'i memiliki santri-santri yang sudah menyebarluaskan ajaran beliau,
hingga berkembang menjadi organisasi keagamaan sebesar ini,” ujar dia. (MC
Batang, Jateng/Heri/Jumadi)