Home / Berita / Aktivitas Pemuda Pramuka dan Organisasi Sosial / PELAJAR SMANTANG RAYAKAN HARDIKNAS LEWAT SENAM DAERAH

Berita

Pelajar Smantang Rayakan Hardiknas Lewat Senam Daerah

Batang - Peringatan Hari Pendidikan Nasional ditunjukkan ratusan pelajar kelas X SMAN 1 Batang (Smantang) dengan menampilkan senam kesehatan dibalut tarian daerah. Selain bermanfaat bagi kebugaran tubuh, kolaborasi unik tersebut juga menunjukkan kreativitas yang ditampilkan dalam program P5.

Batang - Peringatan Hari Pendidikan Nasional ditunjukkan ratusan pelajar kelas X SMAN 1 Batang (Smantang) dengan menampilkan senam kesehatan dibalut tarian daerah. Selain bermanfaat bagi kebugaran tubuh, kolaborasi unik tersebut juga menunjukkan kreativitas yang ditampilkan dalam program P5.

Kepala SMAN 1 Batang Saefudin mengatakan, kolaborasi tersebut tidak hanya untuk mendapatkan nilai dari projek yang ditampilkan, tapi memberikan manfaat bagi kesehatan dengan tetap menunjukkan keceriaan anak dalam tiap gerak senam dan tari.

“Anak diberikan kebebasan berkreasi dalam gerakan senam termasuk dalam mengkolaborasikan dengan musik,” katanya, saat ditemui di Aula SMAN 1 Batang, Kabupaten Batang, Kamis (2/5/2024).

Terkait kurikulum Merdeka Belajar, telah memasuki tahun ke-3. Manfaatnya sangat terasa bagi anak dan guru karena memberikan kebebasan ruang berinovasi dalam kegiatan belajar mengajar.

“Semoga tidak ada perubahan kurikulum lagi, ketika ganti menteri. Kurikulum sudah tepat, anak dan guru juga sudah menikmati pola pembelajarannya, mereka tidak bisa terpisahkan dengan kurikulum Merdeka Belajar,” harapnya.

Kendati demikian, tetap ada kekurangan. Yakni kendala dirasakan oleh pendidik yang lebih senior, namun tidak bisa menyesuaikan, maka jika ingin maju, seluruh warga sekolah harus mampu mengikuti kemajuan teknologi pembelajaran.

Salah satu kelompok, Krisna bersama Lidya dan Safira menampilkan gerakan senam kreasi yang dikolaborasikan dengan kebudayaan daerah di Nusantara.

“Gerakan pemanasan diambil dari Jawa Barat, gerakan inti dari Jawa Timur dan pendinginan dari Jawa Tengah,” jelasnya.

Proses pemilihan tema dan latihan dilakukan oleh 30 rekan sekelas selama sepekan lamanya.

“Seminggu itu kami latihan gerak, memadukan musik. Kesulitannya waktu buat kumpul latihan karena harus belajar,” ungkapnya.

Menanggapi sistem pembelajaran, mayoritas peserta didik memberikan apresiasi terhadap kurikulum Merdeka Belajar karena dianggap memberikan kebebasan berkarya. Namun ada pula yang memilih kurikulum 13 karena anak tetap membutuhkan peran guru secara optimal. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)