Home / Berita / Pariwisata / DESA BESANI BATANG RAIH PENGHARGAAN DARI KEMENPAREKRAF RI DAN MEDALI MURI

Berita

Desa Besani Batang Raih Penghargaan dari Kemenparekraf RI dan Medali MURI

Batang - Desa Besani Kecamatan Blado Kabupaten Batang, berhasil mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI).

Batang - Desa Besani Kecamatan Blado Kabupaten Batang, berhasil mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI).

Desa wisata yang pernah dikunjungi Menparekaf Sandiaga Salahuddin Uno itu meraih penghargaan harapan tiga untuk kategori kelembagaan.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Dispaorpora) Batang Yarsono saat ditemui di Kantor Disparpora Batang, Kabupaten Batang, Senin (28/8/2023).

Sebelumnya Desa Wisata Besani harus berkompetisi dengan 500 peserta se-Indonesia. Setelah di verifikasi faktual oleh tim juri lolos 75 besar desa wisata yang lolos termasuk Desa Besani.

“Dari 75 peserta yang lolos semua menjadi juara dengan kategori yang berbeda, ada kategori home stay, Toilet, sovenir, ada kategori digitalisasi dan Desa Besani dapat kategori juara harapan tiga kelembagaan,” jelasnya.

Tidak hanya itu, Desa Besani juga mendapatkan medali dari Musium Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk pembuatan opak terbesar se-Indonesia.

Yarsono juga mengatakan, bahwa Pemerintah Kabupaten Batang, melalui Disparpora Batang mendorong pengembangan wisata berbasis masyarakat. Pasalnya, Kabupaten Batang memiliki banyak potensi lokal yang bisa digali masyarakat untuk kegiatan wisata. Sedangkan, jika mengandalkan campur tangan pemerintah, anggarannya belum tentu memadai.

“Saat ini desa wisata yang ada di Batang kami dorong berbasis ke masyarakat seperti Desa Besani. Karena kalau berbasis pemerintah daerah, dan jika semuanya ditopang pemerintah daerah, maka dananya belum memadai. Selain itu jika berbasis masyarakat, biasanya lebih kuat dan mengakar,” terangnya.

Ia juga menyebut, jika ditopang dari pemerintah, dikhawatirkan kegiatan wisata tersebut juga bisa mandeg (berhenti). Terlebih jika tidak lagi mendapatkan kucuran dana, apalagi dana dari pemerintah yang biasanya disesuaikan dengan kemampuan daerah.

“Lain halnya jika wisata tersebut berbasis masyarakat, masyarakat nantinya juga akan ikut serta mengelola. Masyarakat bisa membuat kegiatan hiburan, atau turut serta menyediakan jajanan, sehingga bisa turut mengembangkan UMKM,” ungkapnya.

Yarsono menyebut sudah cukup banyak wisata berbasis masyarakat yang ada di Batang. Salah satunya yang baru-baru ini

“Ya salah satunya yang berbasis masyarakat itu Desa Besani, yang mendapat penghargaan dari Kemenparekraf RI. Ke depannya mari bersama-sama melanggengkan kegiatan kepariwisataan, tak hanya di desa wisata Besani, tapi semua bareng-bareng, bisa melek potensi wisata lokal yang didorong dari masyarakat,” pungkasnya. (MC Batang, Jateng/Edo/Jumadi)