Home / Berita / IKM UKM UMKM / TERASI OVEN ASLI DARI KABUPATEN BATANG

Berita

Terasi Oven Asli dari Kabupaten Batang

Batang - Terasi merupakan bumbu masak yang berbahan baku ikan atau udang rebon. Terasi memiliki bau yang tajam. Di Indonesia terasi biasanya digunakan untuk membuat sambal terasi, tetapi terasi juga digunakan sebagai penyedap masakan dalam berbagai resep tradisional Indonesia.

Batang - Terasi merupakan bumbu masak yang berbahan baku ikan atau udang rebon. Terasi memiliki bau yang tajam. Di Indonesia terasi biasanya digunakan untuk membuat sambal terasi, tetapi terasi juga digunakan sebagai penyedap masakan dalam berbagai resep tradisional Indonesia.

Tetapi oleh Siti Yaenah (42) warga Desa Ujungnegoro Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang terasi dibuat inovasi baru dengan dijadikan terasi oven.

“Pertama kali mempunyai ide itu oleh orang tuanya yang sejak dahulu memang sudah membuat terasi tradisional yang dibungkus dengan daun pisang,” katanya saat ditemui dirumahnya, Minggu (11/9/2022).

Tapi melihatnya kurang praktis ketika ada rombongan pembeli membeli terasi tradisional itu untuk dibagi-bagi. Karena menurut mereka terlalu kebanyakan jika satu orang membeli satu terasi yang minimal punya berat 1 kg dan juga habisnya lama serta rasanya pahit.

“Dengan itu, saya kembangkan terasi tradisional menjadi terasi oven yang praktis bisa dengan kemasan terkini dan rasanya tidak pahit serta tahan lama untuk dijadikan oleh-oleh,” jelasnya.

Proses membuat terasi oven, pertama udang rebon yang baru didapatkan dicuci terlebih dahulu baru dikeringkan selama 1 hari penuh dibawah terik matahari. Setelah itu, udang rebon dicampur garam dan air secukupnya baru ditumbuk sampai menjadi adonan.

“Selanjutnya, adonan dibuat kepingan-kepingan untuk dijemur kembali selama 3 hari hingga kering. Setelah itu, ditumbuk kembali dan diberikan air secukupnya sampai setengah halus baru dicetak menjadi kotak dibungkus daun pisang jadilah terasi tradisional,” terangnya.

Kemudian, lanjut dia, untuk menjadikan terasi oven mudah sekali tinggal kita menyiapkan terasi tradisional dipotong dengan ukuran ibu jari kita. Setelah itu, terasi dimasukkan oven selama 40 menit dengan suhu 135 derajat, agar tahan lama dan agar rasanya tidak pahit. Jika sudah tinggal ditimbang dan dikemasi siap dijual.

“Penjualannya sendiri pertama dipasarkan ke teman-teman dahulu, ternyata responnya bagus pada suka dan praktis. Baru saya posting di sosial media dan toko online sampai mendapatkan pembeli dari Hongkong yang sampai saat ini masih rutin memesan,” ungkapnya.

Pemasaran sendiri terasi oven sudah banyak peminatnya di luar kota yakni Papua, Kalimatan, Sulawesi dan Aceh. Bahkan sudah masuk ke luar negeri diantaranya Hongkong dan Malaysia.

Ia menjual terasi oven sesuai dengan kemasan untuk yang paling murah kemasan terasi oven 100 gram dijual dengan harga Rp14.000,00 dan untuk paling mahal kemasan terasi oven 500 gram dijual dengan harga Rp59.000,00.

“Perkembangan terasi oven ini tidak lepas dari dukungan Pemerintah Kabupaten Batang yang sudah mengawal perizinan produk, hingga mendapatkan izin nomor P-irt, cap halal dan ada dukungan juga dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang telah ikut mempromosikan produk terasi oven,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Roza/Jumadi)