Jelang Lebaran, Usaha Kelompok Eks Migran Terima 600 Pesanan Kue Kering
Batang - Belasan eks pekerja Migran yang tergabung dalam usaha kelompok Tenaga Kerja Mandiri (TKM) Toko Bahasa Mandiri di Desa Kedungmalang, Wonotunggal kini tengah disibukkan dengan banyaknya pesanan kue kering.
Batang - Belasan eks
pekerja Migran yang tergabung dalam usaha kelompok Tenaga Kerja Mandiri (TKM)
Toko Bahasa Mandiri di Desa Kedungmalang, Wonotunggal kini tengah disibukkan
dengan banyaknya pesanan kue kering.
Banyaknya pesanan kue
kering tahun ini membuat mereka harus bisa membuat minimal 50 toples kue kering
setiap harinya.
“Kalau hari biasa
paling an hanya masuk 30an toples, lebaran tahun ini bisa sampai 600an
lebih. Jadi meningkat 100% karena tahun kemarin hanya 300 toples,” kata salah
satu TKM, Siru Ruceh saat ditemui di rumah produksi Desa Kedungmalang, Kecamatan
Wonotunggal, Kabupaten Batang, Jumat (22/4/2022).
Siru menjelaskan
meningkatnya pesanan kue kering lantaran pesanan tak hanya datang dari warga
setempat. Namun pesanan dari berbagai instansi perkantoran juga pesanan online
di luar Jawa dan Luar Negeri.
Omset penjualan kue
lebaran tahun ini sudah mencapai 20 jutaan. Hal ini didukung peralatan pemanggangnya
memang yang baru kita beli dari hadiah lomba inovasi usaha pemberdayaan
perempuan.
“Alhamdulillah karena
ada beberapa teman di Hongkong, Malaysia, Singapura mereka juga pesan, kemarin
baru kami kirim, kalau di luar jawa dikirim ke Riau dan Aceh,” jelasnya.
Kue kering yang dibuat
berbagai macam diantaranya nastar, kue sagu keju, kue kacang, kastangle yang dijual
dengan harga Rp25.000,00 hingga Rp49.000,00 bergantung jenis dan ukurannya.
“Selain kue lebaran
Usaha kelompok Tenaga Kerja Mandiri (TKM) Toko Bahasa Mandiri juga memproduksi
beberapa produk seperti pisang kress, kripik, brownies,” terangnya.
Aneka kue basah dan
kering, olahan ketela dan juga wader Crispy, sedangkan untuk produk fashion ada
tas piring atau tas sulaman dengan mendapatkan pendampingan dari Disnaker
Batang.
Sementara itu, Pendamping
Kewirausahaan Disnaker Batang Tatik Setianingsih menjelaskan, di Desa
Kedungmalang Wonotunggal ini ada sekitar 13 orang eks pekerja Migran yang
mengikuti program pendampingan dari Disnaker.
“Melalui program
pendampingan dari Disnaker Batang mereka dibekali keterampilan berwirausaha di
bidang aneka usaha kuliner dan fashion yang sudah berjalan selama tiga tahun,” ujar
dia.
Selain itu mereka juga
diajari bagaimana cara memanage usaha, mempromosikan produk dan alhamdulillah
mereka dari awal cukup antusias. (MC Batang, Jateng/Roza/Jumadi)