Setetes Darah Bagi Penyandang Thalassemia
Batang - Tetes demi tetes darah itu terus mengalir lewat selang infus yang tertancap di tubuh mungilnya. Rasa sakit itu tak dirasakan lagi, sejak dokter mendiagnosis Thalassemia enam tahun lalu.
Batang -
Tetes demi tetes darah itu terus mengalir lewat selang infus yang tertancap di
tubuh mungilnya. Rasa sakit itu tak dirasakan lagi, sejak dokter mendiagnosis
Thalassemia enam tahun lalu.
Seakan rasa sakit tusukan
jarum itu tenggelam, bersama darah yang mengalir dari para pendonor setia.
Meski tak begitu kentara, raut wajah itu menunjukkan kesedihan karena menjalani
rutinitas yang terus berulang sepanjang masa.
Sebagai orang tua dari
penyandang Thalassemia, Aprilianto mengaku, awalnya sempat kaget ketika
mengetahui bahwa putri semata wayangnya didiagnosis mengidap Thalassemia sejak
berusia 2,5 tahun. Namun seiring berjalannya waktu, rasa sedih itu ia tepis
dengan terus memberikan pendampingan agar putri kecilnya itu memiliki harapan
hidup.
“Tapi lambat laun kami
sekeluarga termasuk anak bisa memahami dan menerima kondisi ini,” katanya saat
ditemui di RSUD Batang, Kabupaten Batang, Rabu (8/5/2024).
Untuk menjaga agar
kondisi tubuhnya tetap prima, setiap bulannya ia merelakan lengan mungil
putrinya itu menjadi media selang untuk mengalirkan darah, demi menopang
imunitas tubuhnya.
Memperingati Hari
Thalassemia Sedunia, Perhimpunan Orang Tua Penyandang Thalassemia Indonesia
(POPTI) Batang bersama pemerintah setempat terus berupaya mengajak masyarakat
ikut peduli terhadap derita para penyandang penyakit tersebut.
Sementara itu, Dokter
Spesialis Anak RSUD Batang Tan Evi Susanti memastikan, Pemkab Batang terus
melakukan upaya dan sosialisasi intensif kepada masyarakat untuk mendukung
terwujudnya Zero Thalassemia.
“Thalasemia itu penyakit
bawaan, tapi tidak menular. Pencegahannya usahakan tidak menikah dengan sesama
pembawa Thalassemia,” jelasnya.
Thalassemia terdiri dari
dua jenis, yakni Thalassemia Mayor yang mengharuskan penyandangnya mendapatkan
transfusi darah seumur hidupnya. Dan Thalassemia Minor yang hanya sebagai
pembawa.
“POPTI terus berupaya
mendampingi 40 penyandang Thalassemia di Kabupaten Batang. Bagi Netty Wijayanti
amanat sebagai Ketua POPTI, bukan sekadar jabatan, melainkan sebuah tugas mulia
untuk mengajak para penyandang Thalassemia memiliki semangat hidup, ditengah
rutinitas yang kadangkala menjenuhkan,” terangnya.
Ia juga menyampaikan, semangat
itu yang kami bawa, karena anak-anak yang seharusnya bermain dengan kawannya,
terhalang oleh rutinitas transfusi. Makanya kami berusaha menciptakan suasana
nyaman bagi mereka ketika tiba waktunya menerima transfusi darah.
“Pendekatan yang intens
dilakukan oleh POPTI Cabang Batang, kepada Pemkab setempat, ternyata membuahkan
hasil yang tak sia-sia. Seakan mendapat angin segar, para penyandang
Thalassemia sejak setahun lalu tak perlu bersusah payah dengan menempuh jarak
berpuluh-puluh kilometer, demi menerima transfusi darah,” ungkapnya.
Mereka cukup mendapatkan
transfusi darah langsung di RSUD Bantang dengan waktu yang tak begitu lama.
Itulah asa para orang tua dari penyandang Thalassemia, yang mengharapkan agar
putra putrinya, terus memiliki semangat hidup, demi masa depan yang lebih baik.
(MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)