PTM 100%, Penjualan Seragam Sekolah Meningkat
Batang - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100% yang diizinkan di sejumlah institusi pendidikan, mulai dari jenjang SD hingga SMA, memberikan dampak positif yakni peningkatan penjualan seragam sekolah.
Batang - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100% yang
diizinkan di sejumlah institusi pendidikan, mulai dari jenjang SD hingga SMA,
memberikan dampak positif yakni peningkatan penjualan seragam sekolah.
Pemilik toko perlengkapan sekolah Hengki mengatakan,
sejak PTM 100% digelar secara perlahan penjualan seragam sekolah mulai
meningkat.
“Waktu pandemi awal, penjualan turun drastis. Toko
saya jadi sepi pembeli, bahkan omsetnya menurun hingga kurang dari Rp1 juta,
tapi sekarang Alhamdulillah sedikit
mengalami kenaikan sampai lebih dari Rp3 juta,” katanya, saat ditemui di
tokonya, Jalan Jendral Sudirman, Kabupaten Batang, Senin (17/1/2022).
Ia menerangkan, selama pembelajaran daring,
menyebabkan siswa memperoleh materi pelajaran seluruhnya dari rumah. Sehingga
seragam yang telah dibeli tidak terpakai.
“Begitu PTM 100% diberlakukan seragam mereka sudah
tidak cukup lagi dipakai, karena hampir dua tahun berada di rumah. Akhirnya
orang tua beli seragam baru lagi, Alhamdulillah
baju seragam laku terjual,” terangnya.
Ia menerangkan, selama pandemi penjualan justru dari
pembelian atribut seragam Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Meskipun PTM 100% diperbolehkan, tapi kami tetap
memantau situasi pandemi agar ada kepastian. Pandemi kan belum pulih
sepenuhnya, apalagi ditambah ada ancaman varian Omicron, takutnya nanti ada
penutupan sekolah lagi, jadi untuk antisipasi kami tidak melakukan penambahan
pemesanan kain seragam,” tegasnya.
Ia mengharapkan, pendemi cepat berakhir, pelaku
usaha di bidang apapun tetap lancar dalam mencari nafkah.
Ditemui secara terpisah, salah satu orang tua murid,
Yati mengutarakan, pembelian seragam baru untuk putrinya Batrisia Aina yang
sekarang duduk di kelas 3 SD sengaja dilakukan karena tak cukup lagi dipakai
sejak dua tahun pembelajaran dilakukan secara daring.
“Saya belinya seragam dulu menjelang PTM Terbatas
diizinkan. Kalau seragam merah putih, pramuka dan batik bisa beli di toko, tapi
khusus olahraga pesan dari sekolah,” ungkapnya.
Ia mengaku terjadi kenaikan harga walaupun tidak
terlalu tinggi.
“Saya beli seragam satu setel harganya Rp130 ribu,
kenaikannya sekitar Rp3 ribu,” jelasnya.
Ia tak terlalu mempermasalahkan kenaikan harga itu,
karena sejak lama telah mengantisipasinya dengan menyiapkan dana cadangan
khusus untuk pembelian seragam dua orang putrinya.
“Ya memang harus ganti seragam sih ya tidak apa-apa.
Apalagi anak-anak sekarang pertumbuhan badannya sangat cepat, jadi selama
anggaran pembelian seragam sudah disiapkan sejak awal, tidak menjadi masalah,” ujar
dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)