Home / Berita / Seni dan Budaya / LUDRUK JAWA TIMURAN, HADIRKAN PERJUANGAN RAKYAT SURABAYA

Berita

Ludruk Jawa Timuran, Hadirkan Perjuangan Rakyat Surabaya

Batang - Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rutan Kelas IIB Batang menampilkan kesenian tradisional ludruk Jawa Timuran, untuk menghadirkan semangat rakyat Surabaya, ketika harus mempertahankan kemerdekaan, dari penjajah.

Batang - Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rutan Kelas IIB Batang menampilkan kesenian tradisional ludruk Jawa Timuran, untuk menghadirkan semangat rakyat Surabaya, ketika harus mempertahankan kemerdekaan, dari penjajah.

Kepala Rutan Batang, Rindra Wardhana mengutarakan, dipilihnya kesenian ludruk, karena suasana Kota Surabaya di tahun 1945, akan lebih hidup dan membawa penonton seakan menyaksikan kembali peristiwa perjuangan rakyat melawan penjajah.

“Di Jawa Timur itu, lawak yang dibungkus dengan seni drama juga bisa diselipkan pesan-pesan moral dan perjuangan para pahlawan. Dan kebetulan ada sebagian teman-teman WBP yang sangat perhatian dengan kesenian rakyat khas Jawa Timur, jadi sekalian digunakan untuk sarana berekspresi,” katanya, usai menyaksikan pertunjukan, di Aula Rutan Kabupaten Batang, Kamis (11/11/2021).

Ia mengharapkan, setelah menonton kisah Bung Tomo bersama para ulama Jawa Timur memperjuangkan kemerdekaan, harapannya akan timbul semagat dari WBP untuk meningkat semakin baik.

“Tidak mungkin mereka harus berhenti sampai di sini saja, tapi harus mengisi kemerdekaan ini dengan potensi yang dimiliki,” jelasnya.

Salah satu WBP, yang juga sutradara pertunjukan, Efariawan menyampaikan, dalam pertunjukan ini para pemain yang seluruhnya adalah dari WBP, ingin menunjukkan semangat patriotisme yang bagi sebagian teman lainnya ada yang sudah mulai kendor.

“Tema yang diusung dalam pementasan ludruk kali ini adalah “Kita Masih Merah Putih”. Jadi ludruk ini bisa digunakan sebagai sarana mengedukasi teman-teman WBP yang berusia kurang dari 30 tahun, agar mengenalkan kepada mereka, bahwa kemerdekaan yang diraih itu tidak gratis, tapi butuh perjuangan dan pengorbanan jutaan nyawa rakyat Indonesia,” tegasnya.

DIjelaskannya, untuk menghasilkan pementasan ludruk bersama teman-teman WBP, membutuhkan waktu hampir satu bulan.

“Berkat keluarga besar Rutan semuanya mendukung, sehingga hari ini pementasan bisa berjalan lancar,” ujar dia.

Ia mengakui, dalam prosesnya pasti menemui kesulitan, karena harus menyatukan banyak karakter untuk disatukan dalam satu misi yakni menyukseskan pementasan. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)