Pelaku Seni Akan Promosikan Wisata Batang di TMII
Batang - Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Batang bersama para pelaku seni bekesempatan mempromosikan berbagai destinasi wisata melalui sebuah pementasan teater yang dikolaborasikan dengan tari berjudul “Memetik Bintang”. Rencananya pementasan berbentuk virtual itu akan dipentaskan di Anjungan Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Batang - Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga
(Disparpora) Kabupaten Batang bersama para pelaku seni bekesempatan
mempromosikan berbagai destinasi wisata melalui sebuah pementasan teater yang dikolaborasikan
dengan tari berjudul “Memetik Bintang”. Rencananya pementasan berbentuk virtual
itu akan dipentaskan di Anjungan Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Kepala Disparpora Batang Yarsono menyampaikan, di
masa Pandemi Covid-19 pihak pengelola TMII meminta Badan Penghubung Jawa Tengah
agar menampilkan kesenian rakyat secara virtual.
“Pengambilan gambar akan dilakukan 5 November dan
pertunjukan secara virtual akan ditampilkan pada 21 November 2021, di Anjungan
Jawa Tengah TMII,” katanya, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (3/11/2021).
Dalam pementasan tersebut juga diikuti daerah lain,
maka pihak TMII akan memberikan apresiasi kepada kabupaten/kota di Jawa Tengah
yang dinilai memiliki keunikan tersendiri dalam mempromosikan destinasi wisata
daerahnya.
Sutradara pementasan, Ahmad Zaenuri menerangkan,
pementasan ini digunakan sebagai ajang promosi daerah, baik destinasi wisata
maupun makanan khas daerah.
“Tujuan supaya segala informasi obyek wisata dan
makanan khas yang dimiliki Kabupaten Batang bisa tersampaikan, melalui dunia
pementasan,” ungkapnya.
Hanya saja karena bersamaan dengan adanya pagebluk
(wabah), maka disertakan pula menjadi bagian dalam pementasan tersebut.
“Pagebluk ini harus ditangani bersama-sama, tidak
hanya pemerintah saja, namun seluruh elemen masyarakat,” tuturnya.
Ia menegaskan, terdapat sedikit perbedaan
dibandingkan pementasan sebelumnya.
“Kalau naskah Jogo Tonggo kan murni penanganan
Covid-19, karena saat itu masih terjadi lonjakan kasus penyebaran virus yang
cukup tinggi. Isu yang masih hangat sekarang malah divaksinasi,” jelasnya.
Ia memastikan, dalam pementasan kali ini, selain
menonjolkan keragaman destinasi wisata dan kuliner khas Batang, juga
menginformasikan seputar vaksinasi, sehingga masyarakat teredukasi.
“Pementasan kali ini dibalut dengan tradisi Jawa
zaman Mataram Islam, supaya lebih familiar. Gaya Mataraman itu cuma sebagai
media saja, yang terpenting inti pesannya agar tersampaikan kepada masyarakat,”
ungkapnya.
Salah satu pelaku seni, Muhammad Arsyad yang
berperan menjadi tokoh Demang, menuturkan, sebagai seniman di era pandemi,
harus mampu menyesuaikan diri dengan berbagai situasi dan kondisi.
“Mau tidak mau kami harus beradaptasi dengan hal
baru, baik pementasan dengan konsep lama atau baru seperti virtual ini,” ujar
dia.
Menurut dia, pementasan secara virtul menjadi
tantangan bagi pelaku seni, agar dapat berkreasi dengan inovasi ditengah
situasi pandemi.
“Kami berupaya mengubah pola pikir yang semula harus
mementaskan karya secara konvensional, sekarang berusaha membiasakan diri
dengan tempat berekspresi yang baru,” terangnya.
Ia menambahkan, meskipun penonton itu tidak langsung
berhadapan, namun pemain harus merasakan bahwa penampilan tetap disaksikan
walaupun secara maya.
“Kalau penontonnya cuma satu, dia tetap penonton
kami yang harus dihargai dengan mementaskan karya sebaik-baiknya,” imbuhnya.
(MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)