Home / Berita / Teknologi / HOAKS CORONA MASIH MERAJALELA, LAWAN DENGAN LITERASI DIGITAL

Berita

Hoaks Corona Masih Merajalela, Lawan dengan Literasi Digital

Batang - Masih merajalelanya hoaks seputar Corona hingga proses penyembuhan melalui vaksinasi membuat Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Tengah bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah berupaya mengajak masyarakat Kabupaten Batang untuk melawan penyebarannya dengan memanfaatkan literasi digital.

Batang - Masih merajalelanya hoaks seputar Corona hingga proses penyembuhan melalui vaksinasi membuat Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Tengah bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah berupaya mengajak masyarakat Kabupaten Batang untuk melawan penyebarannya dengan memanfaatkan literasi digital.

Kepala Diskominfo Jawa Tengah Reina Retnaningrum menyampaikan, saat ini hoaks seputar Covid-19 dan vaksinasi masih menyebar di kalangan pengguna media online.

“Masyarakat tidak perlu khawatir, karena Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memiliki laman http://coronajatengprov.go.id, supaya masyarakat mengkonfirmasi kebenaran sebuah informasi. Di sana bisa dilihat berapa jumlah yang terkonfirmasi dan yang sembuh hingga yang sedang isolasi mandiri maupun terpusat yang didukung kearifan lokal Jogo Tonggo,” katanya, usai menggelar talk show Melawan Hoaks dengan Literasi Digital, di Lembaga Penyiaran Publik (LPPL) Radio Abirawa FM, Kabupaten Batang, Rabu (27/10/2021).

Ia mengutarakan, untuk menangkal hoaks di era digital perlu kerja keras dengan meliterasi masyarakat. Terlebih generasi milenial sangat dekat dengan teknologi, maka mereka harus memiliki tata krama dalam bermedia sosial yang cerdas.

“Kemenkominfo RI tak henti-hentinya memberikan literasi digital. Dan di tahun 2022 akan bekerja sama dengan kabupaten/kota se-Indonesia dengan target 200 ribu akan diberikan literasi digital dari berbagai jenis,” jelasnya.

Ia menambahkan, meliterasi digital tidak hanya diberikan kepada generasi milenial, tetapi juga menyasar pada kaum lansia yang sudah begitu dekat dengan dunia digital.

“Mau tidak mau masyarakat diarahkan untuk pandai menggunakan aplikasi Pedulilindungi. Di sana dilengkapi berbagai fitur lengkap, seperti mengecek posisi keberadaan diri di suatu tempat atau yang sedang melakukan perjalanan menggunakan moda transportasi darat, laut maupun udara,” terangnya.

Ia mengharapkan, masyarakat makin cerdas, karena di desa-desa pun sudah banyak yang memanfaatkan teknologi digital dalam kegiatan sosialnya.

“Dari Pemprov bersama legislatif juga memberikan bantuan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, sudah disediakan kabel fiber optik, bandwitch sebesar 50 Mbps,” tegasnya.

Manfaatnya akan makin memudahkan masyarakat di desa-desa untuk berkomunikasi karena telah terintegrasi hingga ke provinsi.

Ketua Komisi A DPRD Jawa Tengah, Mohammad Saleh mengatakan, banyak program yang dilakukan DPRD Jateng yang mendukung untuk mencerdaskan masyarakat dengan literasi digital.

“Kami memiliki kanal YouTube yang bekerja sama dengan televisi dan radio, serta terjun langsung ke Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk menyebarkan informasi positif kepada masyarakat,” terangnya.

Bagi masyarakat Jawa Tengah hoaks tentang vaksinasi masih menyebar. Sehingga sempat timbul rasa cemas untuk divaksin.

“Setelah pandemi gelombang kedua, masyarakat berbondong-bondong minta divaksi, tapi begitu dengar kabar hoaks bahwa vaksin AstraZeneca berdampak buruk, mereka malah ingin divaksin Sinovac. Memang ini tugas pemerintah untuk mengedukasi kepada masyarakat bahwa semua vaksin itu bagus,” ungkapnya.

Hingga tahun 2020 lalu ada 160 berita hoaks yang menyebar di Jawa Tengah dan tiga diantaranya dipidanakan karena kasus penyebaran hoaks dengan kategori berat.

“Bijaklah dalam bermedia sosial sehingga Jawa Tengah tetap aman dan nyaman,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Diskominfo Batang, Triossy Juniarto menambahkan, dengan talk show yang digelar di LPPL Radio Abirawa FM bisa mengedukasi masyarakat supaya bersikap bijak dalam memanfaatkan media sosial.

“Ketika membagikan sebuah berita yang belum tentu kebenarannya, yang terpenting periksa dulu validitasnya. Jangan sampai menjerat diri sendiri dengan UU ITE,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)