Nglarisi Dodolan, Bantu UMKM Batang Bangkit dari PPKM
Batang - Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kini mendapat angin segar melalui program “Nglarisi Dodolan” yang dicanangkan oleh Bupati Batang Wihaji, untuk membantu mereka bangkit dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Batang - Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kini mendapat angin segar melalui program “Nglarisi Dodolan” yang dicanangkan oleh Bupati Batang Wihaji, untuk membantu mereka bangkit dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Program tersebut ditujukan bagi para Aparatur Sipil
Negara (ASN) di lingkungan Pemda, termasuk BUMD dan BUMN, untuk membeli produk
UMKM secara langsung.
“Nglarisi Dodolan ini supaya bisa membantu
perekonomian UMKM yang terdampak secara ekonomi. Untuk mengetahui
perkembangannya kami akan memberikan laporan tiap bulan sekali,” kata Kepala
Disperindagkop dan UKM Subiyanto, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin
(23/8/2021).
Dijelaskannya, program Nglarisi Dodolan tak hanya di
lingkup Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemda saja, namun juga
tersebar melalui peran koordinator di masing-masing kecamatan.
“Jadwal ditentukan langsung oleh para pelaku UMKM
untuk menjajakan produknya berkeliling ke OPD bahkan kantor kecamatan. Kalau di
Kota Batang sudah berkeliling ke beberapa OPD di antaranya Disperindag, Dinkes,
Dislutkannak, DP3AP2KB,” jelasnya.
Rencananya, dalam waktu dekat para pelaku UMKM akan
menggelar dagangannya di lingkungan kantor Bupati.
“Nanti mereka mau menggelar dagangannya di depan
kantor Bagian Prokompim yang berdekatan dengan Disparpora dan PKK, di depan
Diskominfo yang bersebelahan dengan Dispermades, di depan BKD serta di Jalan
Veteran depan Satpol PP,” terangnya.
Ia menerangkan, apabila dilakukan dalam satu titik,
dikhawatirkan akan menimbulkan kerumunan.
“Para UMKM akan membawa 300 jenis produk makanan dan
100 jenis produk non makanan berupa kerajinan tangan. Tiap dua atau tiga hari
sekali mereka akan membuka lapak di lingkungan Setda, tapi tetap saya minta
untuk menjaga protokol kesehatan, sehingga tidak menimbulkan kerumunan,” tegasnya.
Ia menambahkan, produk-produk yang dijajakan harus
memenuhi beberapa kualifikasi yakni telah mendapatkan izin Produk Industri
Rumah Tangga (PIRT), memiliki label halal.
“Kalau produk makanan jangan yang asal-asalan,
artinya memiliki standar kesehatan. Jadi konsumen yang membeli merasa aman dan
nyaman serta tidak menimbulkan efek penyakit bagi tubuhnya. Kalau non makanan
harus produk yang dibutuhkan masyarakat seperti masker, mukena, kerudung, peci,
busana muslim dan lainnya,” tuturnya.
Pelaku UMKM pengolahan ikan, Agus Junaedi
menuturkan, produk olahannya dapat dikolaborasikan antar UMKM dari
masing-masing kecamatan.
“Ini ada produk dari Kecamatan Bawang dan Reban.
Semua produk kami bawa, ada makanan siap saji, kopi dan lainnya,” katanya.
Program ini akan diintensifkan hingga perekonomian
para UMKM menggeliat kembali. Kegiatan ini sangat membantu, karena antusias
mereka tinggi, mulai dari menyiapkan bahan, memproduksi hingga memasarkan
langsung ke konsumen.
“Harganya masih bersahabat, untuk roti Rp15.000 -
Rp20.000,00, minuman segar Rp8.000 - Rp15.000,00, olahan ikan Rp15.000 -
Rp20.000,00,” ungkapnya.
Omset para pelaku UMKM juga sudah meningkat sedikit
demi sedikit. Produknya juga dapat dipesan secara online melalui katalog UMKM
Batang yang diinisiasi oleh Disperindagkop dan UKM.
“Semua produk dan harga serta nomor telepon yang
bisa dihubungi silakan dilihat di katalog tersebut,” jelasnya.
Salah satu OPD yang menjadi sasaran para pelaku UMKM
adalah Dislutkannak. Saat ditemui, usai meninjau program Nglarisi Dodolan, di
halaman kantornya, Pelaksana Tugas Dislutkannak, Wondhi Ruki Trisnanto
mengatakan, dibukanya lapak di OPD bisa membantu agar produk mereka lebih cepat
terjual di masa pandemi.
“Jumlah ASN di sini ada 60 orang yang bisa membantu
membeli produk UMKM. Ya ini bisa dilanjut dengan produk-produk olahan makanan
lainnya yang lebih variatif,” harapnya.
Salah satu ASN, Narti mengapresiasi program tersebut
karena mendekatkan konsumen dengan produk-produk yang diinginkan.
“Saya beli roti, tapi produk lain juga ada seperti
terasi sama madu. Ya harganya lumayan bersaing dengan lainnya,” ujar dia. (MC
Batang, Jateng/Heri/Jumadi)