Duta Genre Batang Dewasakan Usia Pernikahan
Batang - Pasca dinobatkan sebagai Duta Generasi Berencana (Duta Genre) Kabupaten Batang, Sidik Prasetyo dan Ervina Ristiana mengemban tugas untuk mengupayakan para remaja, memiliki usia yang lebih dewasa ketika akan memasuki jenjang pernikahan.
Batang - Pasca dinobatkan sebagai Duta Generasi
Berencana (Duta Genre) Kabupaten Batang, Sidik Prasetyo dan Ervina Ristiana
mengemban tugas untuk mengupayakan para remaja, memiliki usia yang lebih dewasa
ketika akan memasuki jenjang pernikahan.
Kepala Seksi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga, Dinas
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana (DP3AP2KB) Batang, Fitria Kartika Sari mengemukakan, mereka yang
telah terpilih sebagai Duta Genre harus merealisasikan program kerja yang nyata
Diantaranya terbebasnya remaja dari perilaku seks bebas, penyalahgunaan narkoba
dan mampu melaksanakan pendewasaan usia pernikahan.
“Sangat tepat tugas dari Duta Genre untuk menekan
angka pernikahan dini di masa pandemi Covid-19. Mereka harus menyosialisasikan
kepada teman-temannya, bahwa untuk perempuan harus berusia 21 tahun dan
laki-laki berusia 25 tahun ketika ingin menikah, disertai alasan dampak menikah
di usia muda,” kata Fitria Kartika Sari usai menggelar pendampingan dan persiapan
menuju Pemilihan Duta Genre Jawa Tengah, di Jalan RE. Marthadinata, Kabupaten
Batang, Rabu (24/3/2021).
Dijelaskannya, seorang Duta Genre harus mampu
memberikan pemahaman tentang pemdewasaan usia pernikahan dari aspek sosial,
ekonomi, kesehatan dan keterampilan hidup.
Ia mengapresiasi ide mereka dalam menyosialisasikan
program-program kerja Duta Genre, dengan inovasi yang kreatif.
“Anak-anak muda itu idenya cemerlang, bahkan ada
yang akan menyampaikan dampak negatif, jika remaja berada di lingkungan lokalisasi.
Kami akan berupaya untuk mewujudkan rencana mereka dengan dukungan dari
berbagai pihak,” jelasnya.
Ada pula, Lanjut dia, Duta Genre yang berinisiatif
untuk mengembangkan keterampilan hidup. Remaja di masa pandemi harus berinovasi
menyiapkan rencana masa depan, agar menghasilkan pundi-pundi rupiah,
memanfaatkan sumber daya alam dan kompetensi diri.
“Mereka bisa menyejahterakan diri dan tidak hanya
meminta kepada orang tua,” tuturnya.
Ia mengharapkan, setelah terpilih sebagai juara Duta
Genre, mereka benar-benar melaksanakan program kerja yang sudah ditampilkan.
“Nantinya saat mereka tampil di Jawa Tengah bisa
membawa nama baik Kabupaten Batang, untuk bisa juara ke tingkat provinsi,
sekaligus teladan bagi sebayanya,” harapnya.
Ia menambahkan, dipilihnya Duta Influencer karena melihat generasi milenial lebih dekat dengan
internet, terlebih di masa pandemi. Tujuannya agar seluruh remaja di Kabupaten
Batang lebih mengenal lebih dekat keberadaan dan peran penting Duta Genre
supaya kaum remaja semakin bijak menggunakan teknologi informasi.
Juara 1 Putra Duta Genre Kabupaten Batang, Sidik
Prasetyo mengatakan, dirinya menyiapkan program unggulan di bidang UMKM yang
akan dibawa ke tingkat provinsi.
“Perlunya peningkatan UMKM karena di Kabupaten
Batang sudah ada sumber daya alam yang mencukupi dan berbagai pihak yang siap
mengedukasi remaja, tentang perlindungan lingkungan. Kita bisa tahu sayuran dan
buah yang baik dikonsumsi, jika masyarakat lebih mengutamakan kuantitas pasti
pasar akan menyediakan barang yang kurang baik, namun ketika konsumen
mengedepankan kualitas, pasar juga akan menyuplai bahan organik,” terangnya.
Selain itu, menyiapkan pula “Cerita Buta” dengan
media boneka tangan akan lebih menarik untuk menyosialisasikan program kerja
Genre.
“Kalau monoton audien pasti cepat bosan, jadi pakai
boneka tangan pesan akan lebih mudah dipahami,” ungkapnya.
Juara 1 Putri Duta Genre Kabupaten Batang, Ervina
Ristiana mengutarakan, keikutsertaannya dalam pemilihan Duta Genre, hingga
terpilih sebagai juara, berawal dari keprihatinannya terhadap kenakalan remaja,
hingga terjerumus pada pergaulan bebas dan penyalahgunaan narkoba.
“Saya juga menjadi konselor motivator remaja. Sejak
duduk di bangku SMA, saya sudah punya klien yang hamil dan digugurkan. Dari
situ saya tergugah supaya remaja milenial menjauhi hal-hal tersebuy,” ujar dia.
Melihat peristiwa itu, lanjut dia, maka timbullah
keinginan untuk membentuk suatu organisasi yang menampung masalah-masalah
remaja.
“Saya berkeinginan kuat agar melalui Genre ini bisa
memutus angka kenakalan remaja,” pungkasnya. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)