Kreativitas dan Konsistensi Dibutuhkan untuk Bertahan Saat Pandemi
Batang - Di masa pandemi Covid-19 seluruh pelaku ekonomi kreatif dan komunitas dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan era kenormalan baru. Dua hal yang harus dimiliki adalah daya kreativitas dan konsistensi supaya dapat bertahan serta tetap produktif.
Batang - Di masa pandemi Covid-19 seluruh pelaku
ekonomi kreatif dan komunitas dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan era
kenormalan baru. Dua hal yang harus dimiliki adalah daya kreativitas dan
konsistensi supaya dapat bertahan serta tetap produktif.
Pernyataan itu disampaikan oleh Bupati Batang Wihaji
saat menjadi narasumber bersama Sastrawan Sosiawan Leak, dalam talkshow dengan
tema “Kreativitas Ala Kenormalan Baru”, yang digelar secara virtual melalui
Batang TV, Kamis (3/12/2020).
“Pemerintah Daerah siap mengayomi dengan adanya
anggaran dan menginspirasi para pelaku ekonomi kreatif sehingga memunculkan
inovasi terbaru, serta menimbulkan kekuatan yang luar biasa,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bupati menerangkan, demikian pula bagi
komunitas yang memiliki kreativitas sederhana, namun berkat piawai memanfaatkan
teknologi, mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah yang luar biasa.
“Saya tanya, berapa subscriber-nya? 100 ribu dan pemasukannya Rp6 juta/bulan. Itu
merupakan sesuatu yang inspiratif, di saat pandemi dipaksa kreatif, dan hari
ini momentumnya tepat, karena di dalamnya ada pemberdayaan sumber daya
manusia,” jelasnya.
Bupati Wihaji mempersilakan untuk meniru hal yang
baik, tapi jangan hanya sekedar latah, tapi harus ada konsistensi dengan
karakter dan keunikan masing-masing.
“Pelaku ekonomi kreatif dan komunitas harus
berkarakter, sehingga menimbulkan sesuatu yang baru,” tandasnya.
Sementara itu, Sastrawan Sosiawan Leak mengutarakan,
dengan adanya Pemerintah memang bertugas untuk menghidupkan melalui anggaran,
namun di sisi lain harus ada insan-insan yang menginspirasi sehingga mampu
menjadi penyemangat.
“Di dalamnya ada Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf)
maupun Kementerian Ekonomi Kreatif memang memfasilitasi hingga mengawal, tetapi
agar semangatnya sampai hingga perubahan yang diharapkan adalah tugas dari
masyarakat,” tegasnya.
Sosiawan mencontohkan, adanya pasar online yang
banyak diminati kalangan milenial. Di dalamnya tidak terdapat gudang, tidak
mempunyai pegawai atau marketing dan tidak punya barang. Semuanya digerakkan
oleh satu orang dengan subscriber yang
luar biasa banyaknya.
“Salah satu karakter dari ekonomi kreatif adalah
cendikiawan, dunia usaha dan didukung Pemerintah sebagai pemegang kebijakan.
Ini kemudian akan menjadi ekosistem dari ekonomi kreatif yang disebut industri
kreatif, dengan usaha yang beragam dan tidak terbatas,” tandasnya. (MC Batang,
Jateng/Heri/Jumadi)