Satwa Macan Kumbang Tidak Terselamatkan, SBJ Semaksimal Segala Upaya Penyelamatan
Batang - Adanya penemuan satwa dilindungi jenis macan kumbang atau Panthera pardus melas yang dibawa untuk konservasi di Safari Beach Jateng (SBJ) Kabupaten Batang pada tanggal 25 Februari bersama BKSDA Provinsi Jawa Tengah.
Batang - Adanya
penemuan satwa dilindungi jenis macan kumbang atau Panthera pardus melas yang
dibawa untuk konservasi di Safari Beach Jateng (SBJ) Kabupaten Batang pada
tanggal 25 Februari bersama BKSDA Provinsi Jawa Tengah.
Kondisi saat ini macan
kumbang telah meninggal yang berjenis kelamin betina dan berusia 2 tahun
setelah menjalani observasi secara mendalam pada satwa.
“Hari ini kami akan
melaporkan melalui konferensi pers, bahwa penemuan satwa macan kumbang kemarin
di hutan Petungkriyono telah meninggal dan sudah dilaporkan ke BKSDA pusat,”
kata Kepala BKSDA Wilayah Pemalang Heru
Sunarto saat konferensi pers di SBJ Kabupaten
Batang, Rabu (1/3/2023).
Memang kondisi satwa
macan kumbang ini ditemukan dalam kondisi lemas di dalam warung milik warga
atas nama Casmadi, yang beralamat di Dusun Kroyakan Desa Mesoyi Kecamatan Talun
Kabupaten Pekalongan.
“Setelah itu dibawa ke SBJ
Batang, karena melihat lokasi terdekat untuk melakukan observasi secara
mendalam melihat kondisi satwa yang sudah memburuk,” tuturnya.
Upaya yang dilakukan
dokter hewan dalam rangka penyelamatan macan kumbang tersebut meliputi
pembiusan, pemberian infus, pemberian antibiotik, pereda nyeri dan vitamin,
serta pengambilan sampel darah macan kumbang.
“Pada hari minggu
tanggal 26 Februari 2023 sebetulnya sudah membaik satwa macan kumbang, karena
sudah dapat bergerak dalam kandang tetapi pukul 14.40 WIB, satwa tiba-tiba
mengalami penurunan kondisi. Dokter hewan dan tim medis BDC telah berupaya
semaksimal mungkin memberikan pertolongan medis namun satwa macan kumbang tetap
tidak bisa terselamatkan,” terangnya.
Untuk mengetahui lebih
mendalam penyebab kematian macan kumbang tersebut, Balai KSDA Jawa Tengah
mengirimkan sampel organ macan kumbang dimaksud untuk dilakukan uji
laboratorium di Departemen Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta.
Sementara itu, Dokter
Hewan SBJ Batang Winanda menyampaikan, bahwa kondisi satwa macan kumbang waktu
ditemukan memang sudah dalam kondisi yang buruk. Makanya, waktu di lokasi tim
kami sudah melakukan tindakan medis karena takutnya kalau tidak segera
ditangani akan meninggal diperjalanan.
“Sesudah sampai disini
dilakukan observasi secara mendalam pada satwa macan kumbang tersebut,
ditemukan infeksi peradangan, kerusakan jaringan, hypoproteinemia, dan banyak
luka. Melihat dari kondisi luka satwa bukan dari pemburu atau jebakan yang
memang dipasang, tetapi lukanya dari sesama satwa yang berada di hutan,”
terangnya.
Kondisi lukanya sendiri
sudah didapatkan satwa sekitar semingguan ke belakang, karena sudah membusuk
dengan banyak belatung.
“Segala upaya sudah
kami lakukan semaksimal mungkin dalam rangka penyelamatan macan kumbang
tersebut meliputi pembiusan, pemberian infus, pemberian antibiotik, pereda
nyeri dan vitamin,” ungkapnya.
Selama dalam perawatan,
lanjut dia, satwa tetap diberikan infus dan obat-obatan. Hari Sabtu malam,
macan kumbang sempat memakan tikus putih satu ekor dan pada hari Minggu pagi
memakan ayam satu ekor namun dimuntahkan.
Pada siang harinya
tiba-tiba satwa mengalami penurunan kondisi hingga tidak bisa diselamatkan.
Dari hasil nekropsi oleh tim medis, ditemukan banyak organ dalam yang telah
rusak dan membusuk serta ditemukan banyak cacing di dalam usus macan kumbang.
“Dugaan sementara
penyebab kematian adalah adanya kegagalan fungsi organ dan infestasi parasit
akut,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Roza/Jumadi)