Home / Berita / Kegiatan Keagamaan / MENJADI KHALIFAH ADALAH SEBUAH AMANAH DARI ALLAH

Berita

Menjadi Khalifah adalah Sebuah Amanah dari Allah

Salah satu dialog yang dikekalkan di dalam Al Qur’an, yaitu dialog Allah SWT dengan malaikat. Ketika Allah berfirman kepada para malaikat, bahwa manusia akan ditetapkan sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi. Maka menjadi khalifah merupakan sebuah amanah dari Allah yang patut disyukuri dan dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab oleh seluruh umat manusia di muka bumi.

Demikian kutipan ceramah yang disampaikan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Dr. H. M. Zainul Majdi M.A, Al-Hafidz saat memberikan tausiah dalam rangka Sarasehan Umat Islam dan Tantangan Kepemimpinan Bangsa ke Depan. Turut hadir dalam sarasehan tersebut, Pengasuh Ponpes Tazakka Bandar KH. Anang Rikza Masyhadi, Ketua Muhammadiyah Batang yang juga Sekda Kabupaten Batang Nasikhin, beberapa aktivis dan para dokter bertempat di Aula RS Qolbu Insan Mulia (QIM) Jalan Urip Sumoharjo Kelurahan Sambong Kabupaten Batang, Minggu (1/10).

Zainul Majdi mengatakan, bahwa malaikat mempertanyakan mengapa manusia ditakdirkan menjadi khalifah, padahal berpotensi menimbulkan kerusakan baik besar maupun kecil, bagi diri sendiri ataupun kelompok. Selain itu manusia juga berpotensi untuk menumpahkan darah. Sementara malaikat lebih sering bertasbih (mensucikan Allah), mengapa harus manusia yang menjadi khalifah.

Menurut beliau, Allah lebih mengetahui alasan dipilihnya manusia sebagai khalifah dibandingkan malaikat. Menjadi khalifah di bumi perlu kualifikasi khusus, tidak cukup hanya pandai bertasbih saja. Tetapi manusia diberikan karunia berupa banyak ilmu pengetahuan.

“Memang ada sebagian dari manusia berpotensi menimbulkan kerusakan dan menumpahkan darah, tetapi Allah maha mengetahui bahwa meski demikian, masih ada manusia yang memiliki sifat yang baik. Terbukti dengan Allah menurunkan para nabi dan rasul, syuhada, orang sholeh serta yang mereka berdedikasi sebagai khalifah di muka bumi,” ucap beliau.

Gubernur NTB Tuan Guru Bajang menambahkan dengan segala tendensi keburukan, ternyata Allah masih jauh lebih percaya kepada manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi, dengan segala potensi yang dimilikinya.

Sementara itu, KH. Anang Rikza Masyhadi yang diwawancarai di ruang kerjanya (Ponpes Tazakka) menerangkan bahwa kehadiran Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Dr. H. M. Zainul Majdi M.A Al-Hafidz atas undangan pribadinya karena sudah menjadi sahabat karibnya sejak dulu. Beliau adalah pemimpin dan ulama sekaligus seorang Hafidz Qur’an dari Al Azhar Kairo.

“Biasanya kalau kita berbicara seorang Ulama dan Umara adalah dua sosok, namun kali ini kedua – duanya ada dalam satu individu. Sangat tepat mengundang beliau supaya bisa memotivasi dan dijadikan suri tauladan bagi para santri, bahwa inilah sosok santri yang juga pemimpin dan sosok pemimpin yang juga santri,” ujar Ustad Anang sapaan akrab beliau.

Menurut Ustad Anang, manusia ternyata memiliki potensi ilmu pengetahuan yang dikaruniai Allah untuk kepemimpinan di bumi, sedangkan malaikat hanya berpotensi di langit saja. Ke depan dengan bekal ilmu pengetahuan dari Allah, manusia seharusnya dapat memimpin untuk memakmurkan bumi, bukan merusak dan menumpahkan darah.

“Khalifah yang dimaksud di sini bukanlah “raja” tetapi dalam arti luas yaitu sebuah tugas secara umum bagi setiap manusia untuk memakmurkan bumi. Pemimpin yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah pemimpin yang menjadi benar, bukan sekedar yang mengetahui kebenaran,” pungkas beliau. (Heri/Bahrul/McBatang)