Rob Semakin Parah, DPRD Batang Desak Pemerintah Segera Ambil Langkah Serius
Batang - Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Batang Junaenah mengungkapkan, keprihatinannya terhadap makin parahnya bencana rob yang melanda sejumlah wilayah pesisir di Batang, terutama Kelurahan Denasri Wetan dan Denasri Kulon.
Batang - Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Batang Junaenah mengungkapkan, keprihatinannya terhadap makin parahnya bencana rob yang melanda sejumlah wilayah pesisir di Batang, terutama Kelurahan Denasri Wetan dan Denasri Kulon.
Ia mengaku terus
mendorong Bupati Batang agar segera mengambil langkah konkret untuk menangani
persoalan yang sudah berlangsung lebih dari setahun itu.
“Setiap ketemu Pak
Bupati, yang saya bahas pasti rob, karena saya sendiri kena dampaknya,” katanya
saat ditemui di Ruang Wakil Ketua I DPRD Batang, Kabupaten Batang, Kamis
(20/11/2025).
Menurutnya, kondisi di
Denasri semakin mengkhawatirkan. Lahan pertanian yang sebelumnya menjadi sumber
mata pencaharian warga kini hilang karena terendam air. Banyak warga akhirnya
tidak lagi bekerja sebagai petani dan terpaksa beralih profesi.
“Lahannya sudah hilang,
jadi air semua. Masyarakat sekarang bingung. Akhirnya banyak yang berpindah
pekerjaan, perempuan bikin kerupuk, yang lain jadi tukang batik,” jelasnya.
Melihat kondisi tersebut,
Junaenah berinisiatif mendorong pelaku UMKM agar tetap bisa memperoleh
penghasilan.
“Saya kumpulkan warga,
saya beri arahan supaya UMKM-nya jalan. Sekarang ya jualan kerupuk, apa saja
yang penting bisa menambah pendapatan,” ungkapnya.
Ia menyebut sebagian
besar konstituennya terdampak langsung karena wilayah Batang Kota, terutama
kawasan pesisir, mengalami genangan berkepanjangan.
Junaenah menilai
pembangunan tanggul raksasa di Kota Pekalongan memang efektif mengatasi rob di
wilayah tersebut, namun berdampak langsung pada wilayah Batang yang berada di
sebelahnya.
“Degayu sudah kering,
bahkan sudah bisa dibangun perumahan. Batang mana, lahan saya sendiri
tenggelam, sudah tidak terlihat batasnya,” tegasnya.
Ia menyebut setidaknya
terdapat sekitar 10 rumah di Denasri Kulon yang sudah mulai dimasuki rob sejak
tahun lalu.
Menurut Junaenah,
penanganan rob di Batang membutuhkan dukungan dana besar sehingga tidak bisa
hanya mengandalkan APBD. Ia meminta pemerintah daerah segera berkoordinasi
dengan kementerian terkait.
“Pak Bupati harus segera
menyambut ke pusat, karena anggarannya besar. Kalau hanya perbaikan saluran
atau sungai, tidak ada dampaknya. Air laut tekanannya jauh lebih kuat,” ujar
dia.
Rencana penggunaan pompa
air seperti yang dilakukan Kota Pekalongan dinilai belum berjalan. Hingga kini,
Batang belum memiliki fasilitas pompa besar yang mampu mengurangi genangan.
Terkait koordinasi dengan
Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Junaenah menyebut sebenarnya sudah ada
pembahasan awal, namun belum mencapai keputusan final. Ia bahkan menilai isu
penolakan warga yang disebut menjadi hambatan pembangunan tanggul tidak
sepenuhnya benar.
“Katanya warga menolak
karena soal ganti rugi. Tapi setelah saya tanya, warga sebenarnya tidak
keberatan. Mereka hanya ingin ditangani seperti di Kota Pekalongan,” tandasnya.
Ia berharap, pemerintah
segera mengambil langkah nyata sebelum kerusakan dan kerugian masyarakat
pesisir Batang semakin besar. (MC Batang, Jateng/Roza/Jumadi)