Batik Rifaiyah Bertransformasi, UNISS Dorong Inovasi Produk Tujuan Pasar Modern
Batang - Batik Rifaiyah yang selama ini dikenal sebagai batik klasik bernuansa Islami mulai bertransformasi menjadi produk ekonomi kreatif yang lebih modern. Inovasi ini lahir melalui program pendampingan hibah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) di bawah LLDIKTI Wilayah VI, yang diinisiasi Universitas Selamat Sri (UNISS) Batang bekerja sama dengan Universitas Nasional Karang Turi Semarang.
Batang - Batik Rifaiyah yang selama ini dikenal sebagai batik klasik bernuansa Islami mulai bertransformasi menjadi produk ekonomi kreatif yang lebih modern. Inovasi ini lahir melalui program pendampingan hibah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) di bawah LLDIKTI Wilayah VI, yang diinisiasi Universitas Selamat Sri (UNISS) Batang bekerja sama dengan Universitas Nasional Karang Turi Semarang.
Ketua
Tim Pengusul Anik Rahmawati menjelaskan, bahwa pengembangan batik ini merupakan
kelanjutan dari penelitian yang ia lakukan pada 2022 mengenai motif Rifaiyah.
Penelitian itu kemudian berkembang menjadi program pengabdian kepada masyarakat
dengan menggandeng para perajin di Kampung Batik Rifaiyah sebagai mitra utama.
“Kami
ingin Batik Rifaiyah tidak hanya hadir sebagai kain, tetapi juga menjadi produk
yang bisa digunakan masyarakat sehari-hari,” katanya saat ditemui usai workshop
di Galeri Batik Rifa'iyah, Desa Kalipucang Wetan, 002Kabupaten Batang, Kamis
(20/11/2025).
Workshop
tersebut turut dihadiri Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Batang Darsono,
Rektor UNISS, perwakilan dinas terkait, para pengrajin, mahasiswa, serta
pelajar SMA/K sederajat.
Ia
menambahkan, pendampingan kepada pengrajin telah berjalan sejak 1 Oktober 2025.
Melalui program ini, para perajin mulai memperluas produksi dengan menghadirkan
beragam produk turunan berbahan Batik Rifaiyah, seperti busana, tas, sepatu,
perlengkapan kantor, tumbler, mug, hingga gantungan kunci.
“Merchandise
ini sekaligus strategi pemasaran, agar pembeli punya kesan dan tertarik untuk
kembali,” jelasnya.
Perwakilan
perajin Batik Rifaiyah Miftakhutin, menyambut baik inovasi tersebut.
Menurutnya, perubahan diperlukan agar Batik Rifaiyah tidak hanya diminati
kalangan tertentu.
“Inovasi
ini memang harus ada, karena tuntutan zaman. Kalau batiknya hanya klasik saja,
yang suka ya cuma kalangan itu-itu saja,” ungkapnya.
Ia
mengungkapkan, bahwa generasi muda di komunitas Rifaiyah kini mulai mendorong
pembaruan tanpa meninggalkan akar tradisi.
“Kita
mencoba mengubah pola pikir bahwa Batik Rifaiyah tidak harus stagnan pada
bentuk klasik. Produk turunan seperti tas dan sepatu memberi khasanah baru bagi
perkembangan fashion, terutama fashion Islami,” ujar dia.
Miftakhutin
juga mengapresiasi kolaborasi perajin dengan pihak akademisi yang dinilainya
membuka peluang baru.
“Saya
bersyukur sekali ada inovasi ini. Kolaborasi kami dengan akademisi luar biasa
dan membuka peluang baru bagi perajin,” pungkasnya. (MC Batang, Jateng/Roza/Jumadi)