Home / Berita / Acara Pimpinan Daerah / ZIARAH SYEKH MAULANA MAGHRIBI, JERITAN WARGA SAAT WISATA RELIGI

Berita

Ziarah Syekh Maulana Maghribi, Jeritan Warga Saat Wisata Religi

Batang - Setiap tahun, Desa Wonobodro, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, menjadi lautan manusia saat perhelatan Haul Akbar Syekh Maulana Maghribi digelar. Ribuan peziarah dari berbagai penjuru memadati desa ini, namun ironisnya, jalan menuju lokasi wisata religi ini justru dinilai warga sebagai "jalan menuju kesulitan."

Batang - Setiap tahun, Desa Wonobodro, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, menjadi lautan manusia saat perhelatan Haul Akbar Syekh Maulana Maghribi digelar. Ribuan peziarah dari berbagai penjuru memadati desa ini, namun ironisnya, jalan menuju lokasi wisata religi ini justru dinilai warga sebagai "jalan menuju kesulitan."

Warga setempat kini menyuarakan keluhan mereka, meminta perhatian serius pemerintah daerah terkait kondisi infrastruktur yang selalu menjadi momok menjelang acara besar tersebut.

Ahmad Rohim, perwakilan warga Wonobodro menyampaikan, unek-unek tersebut dalam acara Sambang Desa Cokro, Kecamatan Blado. Menurutnya, jalan yang sempit dan lahan parkir yang minim adalah dua masalah utama yang harus segera dicarikan solusi.

“Jalan sempit ini sangat menyulitkan, apalagi saat haul. Kami sudah sering mengajukan, tapi belum terealisasi. Bahkan, dari total 2,5 kilometer jalan yang idealnya harus dilebarkan di wilayah itu, masih tersisa sekitar 1.500 meter yang belum tersentuh pelebaran,” katanya, saat ditemui di Lapangan Desa Cokro, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, Jumat (14/11/2025).

Kesulitan semakin bertambah parah dengan kondisi lahan parkir. Aset milik Pemda, yakni Eks Bengkok Guru, yang memiliki luas 3,6 hektare ternyata hanya dimanfaatkan optimal seluas 1 hektare saja. Saat Haul Akbar, area parkir yang tidak memadai ini memaksa kendaraan-kendaraan untuk tumpah ruah ke badan jalan.

“Kalau mobil masuk waktu haul, tidak bisa dipakai. Akhirnya mobil semuanya parkir di jalan. Ini membuat akses masuk keluarnya sopir dan pejabat di Wonobodro sangat sulit sekali,” ungkapnya.

Meskipun menyadari bahwa realisasi pelebaran jalan dan perluasan parkir mustahil dilakukan di sisa akhir tahun ini, warga Wonobodro berharap aspirasi ini dapat menjadi prioritas mutlak yang segera dieksekusi sebelum gelaran haul tahun depan.

Menanggapi keluhan warga, Bupati Batang M Faiz Kurniawan mengakui, bahwa perbaikan infrastruktur jalan memang masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Pemda.

“Saya mengakui, masih banyak masukan infrastruktur jalan. Pak, dalane rusak, dalane ini, pelan-pelan kita perbaiki,” tegasnya.

Bupati Faiz menjelaskan, perbaikan infrastruktur dilakukan secara bertahap mengingat kebutuhan anggaran yang sangat besar, yang ia sebut bisa mencapai ratusan hingga satu triliun rupiah. Ia mencontohkan, beberapa titik jalan sudah mulai diperbaiki, seperti jalur dari Wonotunggal ke Bandar yang menuju Blado sudah dilakukan pengaspalan ulang.

“Di beberapa titik sudah kita bangunkan. Banyuputih, Limpung, beberapa desa sudah kita bangun baru cor, dan Insyaallah nanti kita berharap Blado juga segera kebagian," imbuhnya, seraya meminta masyarakat untuk bersabar,” terangnya.

Ia juga menambahkan, komitmen pembangunan di wilayah lain, seperti jalur Bandar Gerlang, yang diharapkan dapat menjadi shortcut utama ke Dieng.

“Bandar-Gerlang tahun depan insyaallah kita tambah Rp 6 Miliar. Sehingga insyaallah akan menjelang tuntas. Jadi, orang kalau mau ke Dieng sudah insyaallah akan pilih lewat Batang,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Edo/Jumadi)