Guru PJOK Dilatih Tangani Cidera Saat Olahraga
Batang - Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) Kecamatan Batang mendapat pelatihan tentang cara menangani cidera yang sering terjadi saat olahraga di sekolah dari Palang Merah Indonesia (PMI) Batang.
Batang - Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) Kecamatan Batang mendapat pelatihan
tentang cara menangani cidera yang sering terjadi saat olahraga di sekolah dari
Palang Merah Indonesia (PMI) Batang.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud)
Batang, Achmad Taufiq menyampaikan, pelatihan tentang penanganan cidera
olahraga ini selain diikuti oleh para guru PJOK, juga diikuti guru kelas yang
di sekolahnya belum memiliki guru PJOK.
“Pihak sekolah itu mengurus guru yang bisa
mengembangkan kompetensi di bidang PJOK. Tidak hanya itu, tapi guru kelas yang
mengikutinya juga bisa mengembangkan untuk teman-teman guru kelas 1-6, karena
belum ada guru olahraganya,” katanya, saat membuka Bimbingan Teknis Pencegahan
dan Penanggulangan Cidera Olahraga Bagi Guru PJOK SD, di Gedung Pramuka,
Kabupaten Batang, Senin (22/11/2021).
Ia mengakui, secara spesifik memang belum memadai,
namun ketika ada festival atau perlombaan, untuk SD yang belum mempunyai guru
PJOK, selalu mendatangkan guru olahraga untuk melatih anak didik yang akan
mengikuti lomba.
“Sedangkan bagi SD yang sudah punya guru PJOK ya,
mereka betul-betul bersemangat untuk ikut perlombaan,” tuturnya.
Ia menambahkan, untuk guru Pendidikan Agama Islam
(PAI) memang tidak boleh digantikan guru lain. Itu karena berkaitan dengan
urusan dunia dan akhirat.
“Sama halnya untuk pelajaran kesenian harus diampu
oleh guru yang memang membidanginya. Andaikan dipegang oleh guru kelas
masing-masing, tetap harus memiliki kompetensi,” jelasnya.
Kepala Klinik PMI Batang, dr. Slamet Solikhin
menerangkan, pelatihan ini dapat meningkatkan kompetensi guru PJOK ketika
menangani cidera saat praktik pelajaran olahraga.
“Ada beberapa jenis olahraga yang mempunyai risiko
terjadinya cidera baik ringan maupun berat. Karena mayoritas peserta pelatihan
dari kalangan guru SD, sangat minim menangani cidera berat,” ungkapnya.
Kerawanan yang sering terjadi antara lain cidera
pada jaringan lunak dan keras, misalnya pergelangan kaki dan tangan.
“Kalau penanganannya kurang tepat, jika anak didik
berpotensi di bidang olahrga, bisa menghambat prestasi, bahkan bisa menimbulkan
kelainan fisik,” terangnya.
Para guru PJOK sejak 22-24 November akan
diberikan pelatihan tentang pencegahan primer, sekunder dan tesier, supaya
tidak terjadi cidera saat olahraga. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)