Bupati Batang Tinjau Penurunan Struktur Tanah di Desa Jolosekti
Batang - Bupati Batang Wihaji bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, meninjau patahan tanah akibat penurunan struktur tanah yang berada di Desa Jolosekti, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jumat (21/2/2020).
Batang - Bupati Batang Wihaji bersama Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) terkait, meninjau patahan tanah akibat penurunan
struktur tanah yang berada di Desa Jolosekti, Kecamatan Tulis, Kabupaten
Batang, Jumat (21/2/2020).
Akibat penurunan struktur tanah tersebut jalan
penghubung antar Desa Jolosekti Ke Desa
Manggis sempat tidak bisa dilalui, pada Kamis (20/2/2020) kemarin, penurunan
tanah juga terjadi disekitar hingga mencapai hektaran sawah.
Bupati Batang Wihaji mengatakan, kemarin sudah
perintahkan jajaran Muspika dan masyarakat melaksanakan kerja bakti, agar jalan
bisa dilewati kembali, karena penurunannya sampai 50 cm.
Untuk meminimalisir terjadi lagi, masyarakat untuk
berhati-hati dan waspada, Pemerintah Kabupaten Batang melakukan antisipasi yang
dugaan awal adanya sesar mayor, Pemkab mendatangkan tenaga ahli dari Pemerintah
provinsi Jawa tengah.
"Oleh karena itu, tenaga ahli dari Pemprov
untuk mengecek dan menganalisa patahan mayornya pada bagian mana, agar masyarakat
bisa antisipasi dan bersiap-siap apabila terjadi lagi," jelasnya.
Ia juga memastikan, untuk secepatnya melakukan
perbaikan jalan yang sementara ditambal dulu yang terpenting, sambil menunggu
hasil dari analisa dan kajian.
Sementara, Kepala Cabang Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) Wilayah Serayu Utara, Provinsi Jawa Tengah Primasto
mengatakan, Untuk melihat secara teknik harus melihat peta regionalnya
mrngetahui patahan mayornya.
"Namanya patahan itu dari alam, karena ada
beberapa wilayah yang memiliki patahan, bukan karena hujan tapi karena pengaruh
tektonik," tuturnya.
Langkah antisipasi untuk meminimalisir, masyarakat
harus diberikan edukasi, kalau tinggal di daerah patahan harus melakukan
langkah-langkah antisipasinya.
"Ketika sudah terjadi patah jangan ditimbun
dengan tanah sembarangan, karena ketika terjadi hujan airnya menyerap sehingga
terjadi longsor, akan tetapi ditimbun dengan tanah liat, karena sifat tanahnya
tidak menyerap air," terangnya.
Pihak ESDM juga akan melakukan kajian dengan melihat
sesar mayornya melalui peta regionalnya. Sehingga diketahui apakah bisa terjadi
patahan yang berkelanjutan.
"kita masih butuh waktu untuk menganalisa pola
patahan, kalau melihat lapangan tidak bisa melihat titik kordinatnya serta arah
patahannya kemana," tambahnya.
Hasil dari analisa paling lambat dua minggu dan akan
di laporkan ke Bupati Batang Wihaji dan bagaimana cara mengantisipasinya.
Dalam kesempatan yang sama, Camat Tulis Wawan Nurdiansyah
menjelaskan, yang terdekteksi adanya patahan tanah ada empat titik aspal yang
turun hingga setengah meter, ada 15 hektar sawah mengalami penurunan struktur
tanahnya.
"Yang terdeteksi ada empat titik, yakni di
Dukuh Teropong Desa Jolosekti, tapi satu titik patahan yang mengakibatkan
penurunan struktur tanahnya berada di jalan penghubung antar desa. Kalau tidak
tertangani Desa Manggis terisolasi karena tidak ada akses lain,"
pungkasnya.
Dijelaskan pula, untuk penanganan sementara Hari
Kamis kemarin sudah dilaksanakan kerja bakti dengan warga, agar akses bisa
dilewati lagi. Kalau penanganan secara menyeluruh harus ada tim ahlinya. (MC
Batang, Jateng/Edo/Jumadi)