Tekan Dampak Inflasi, Dishanpan Jateng Gelar Bazar Pangan
Batang Menyikapi inflasi di Jawa Tengah yang cukup tinggi hingga 6 persen, Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Jawa Tengah menggelar Bazar Pangan Murah, agar masyarakat khususnya kalangan kurang mampu di Kecamatan Batang memperoleh pangan dengan harga di bawah pasar.
Batang Menyikapi
inflasi di Jawa Tengah yang cukup tinggi hingga 6 persen, Dinas Ketahanan
Pangan (Dishanpan) Jawa Tengah menggelar Bazar Pangan Murah, agar masyarakat khususnya
kalangan kurang mampu di Kecamatan Batang memperoleh pangan dengan harga di
bawah pasar.
Hal itu sesuai arahan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang menginstruksikan digelarnya Bazar
Pangan Murah di 35 kabupaten/kota.
Kepala Dinas Ketahanan
Pangan Jawa Tengah Dyah Lukisari mengatakan, meskipun Kabupaten Batang bukan
menjadi salah satu titik pantau inflasi, namun alasan terbesar digelarnya
kegiatan tersebut karena Dinas Ketahanan Pangan belum pernah menggelarnya di
Batang.
“Sebenarnya titik
pantau inflasi yang cukup tinggi di Jawa Tengah ada di Kudus dan Semarang.
Namun demikian, Batang juga bisa mempengaruhi titik pusat pantauan, andai kata
di sini terjadi gejolak,” katanya, saat meninjau Bazar Pangan Murah, di Pendapa
Kelurahan Karangasem Utara, Kabupaten Batang, Sabtu (29/10/2022).
Dinas Ketahanan Pangan
Jateng memilih daerah-daerah yang dinilai masyarakatnya lebih membutuhkan.
“Salah satunya
Karangasem Utara yang mayoritas warganya bermata pencaharian nelayan. Semoga
ini bisa membantu memenuhi kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Kegiatan ini juga
dirangkai dengan pembagian paket sembako gratis bagi 500 warga kurang mampu
yang sebelumnya belum pernah divaksinasi.
“Paket tersebut berisi
bawang merah 0,75 kg, cabai merah keriting 0,5 kg dan beras 4 kg. Tapi
sebelumnya harus divaksin Covid-19 dulu, mengingat capaian vaksin baru 30
persen,” terangnya.
Ia menambahkan, bazar
pangan murah sudah digelar di 42 wilayah di Jawa Tengah dengan konsentrasi
masyarakat kurang mampu.
“Bazar pangan murah
memang sengaja digelar langsung di tengah masyarakat, bukan di Kantor Pemda
setempat, karena dikhawatirkan tidak tepat sasaran. Bisa jadi bahan pangan
murah malah dibeli oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sudah berpenghasilan
tetap,” tegasnya.
Ia menyarankan, Pemda
bisa mengarahkan bazar pangan murah digelar di pabrik-pabrik, agar bahan pangan
tersebut dapat dibeli karyawan yang berpenghasilan minim.
Sementara itu, Camat
Batang Luksono Pramudito menerangkan, sebanyak 500 paket sembako gratis
disiapkan pihak Dinas Ketahanan Pangan bagi warga kurang mampu untuk
meminimalkan dampak inflasi di Jawa Tengah.
“Khusus di Kecamatan
Batang ada tiga wilayah yang diprioritaskan
bagi warga kurang mampu dan belum pernah divaksin yakni Karangasem Utara
300 orang, Klidang Lor 150 orang dan Klidang Wetan 50 orang,” terangnya.
Jadi syaratnya divaksin
dulu baik pertama maupun booster, baru setelah itu pulangnya diberi paket
sembako. Terkait bazar merupakan kegiatan tambahan untuk mengintervensi harga
pangan strategis agar tidak terimbas oleh inflasi serta menjaga pasokan tetap
aman.
“Sedangkan bazar pangan
murah diperuntukkan bagi seluruh warga Kabupaten Batang, silakan saja membeli
dengan harga yang lebih murah,” imbuhnya.
Salah satu pembeli,
Lili warga Kecamatan Bandar, mengungkapkan sengaja membeli di bazar karena
harga yang lebih murah.
“Belinya minyak goreng,
bawang merah sama bawang putih, karena harganya lebih murah,” ujar dia.
Beberapa bahan pangan
yang dijual di bawah harga pasar yakni beras Rp47.000/5 kg, gula Rp12.500/kg,
bawang putih Rp20.000/kg, minyak goreng Rp12.500/liter, telur Rp23.000/kg,
bawang merah Rp28.000/kg dan cabai merah keriting Rp25.000/kg. (MC Batang,
Jateng/Heri/Jumadi)