Dislutkannak Pastikan Akhir 2022, Batang Zero PMK
Batang Dinas Kelautan Perikanan Dan Peternakan (Dislutkannak) Kabupaten Batang makin menggencarkan vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di hampir seluruh wilayah, terutama zona hijau. Sehingga secara perlahan kasus PMK mulai melandai.
Batang Dinas Kelautan
Perikanan Dan Peternakan (Dislutkannak) Kabupaten Batang makin menggencarkan
vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di hampir seluruh wilayah, terutama
zona hijau. Sehingga secara perlahan kasus PMK mulai melandai.
Kepala bidang
Peternakan dan Kesehatan Hewan Dislutkannak Batang Syam Manohara mengatakan,
berdasarkan data statistik jumlah keseluruhan ternak di Kabupaten Batang
mencapai 23 ribu.
“Dipastikan kasus PMK
di Kabupaten Batang bisa zero kasus. Artinya seluruh ternak bebas dari
penularan PMK,” katanya, saat ditemui di Kantor Dislutkannak Kabupaten Batang,
Rabu (24/8/2022).
Ia menerangkan, kasus
PMK di Kabupaten Batang sudah melandai. Dibuktikan tingkat kesembuhan ternak
yang tinggi.
“Dari suspek 1.470
ekor, 825 ekor di antaranya sudah sembuh total dan 645 ekor lainnya belum
dinyatakan sembuh. Dan 30 persen dari 645 ekor itu sudah menunjukkan
tanda-tanda membaik, ditandai dengan kondisi ternak yang sudah mau makan,” jelasnya.
Penyebab lain
melandainya PMK di Batang, karena vaksin dosis pertama sudah mencapai 4.989
ekor dan dosis kedua mencapai 2.596 ekor.
Dislutkannak Batang
mendapat alokasi dari Pemerintah Pusat,
produk vaksin Aftopor dari negara Prancis.
“Sampai sekarang produk
vaksin dari dalam negeri, belum diujicoba dan belum diedarkan. Makanya kami
pakai vaksin buatan Prancis,” terangnya.
Keunggulan vaksin
Aftopor bagi ternak sapi, di suasana pandemi seperti ini daya tahan tubuhnya
tetap terjaga dan tidak mudah terpapar PMK.
“Kalau di ternak cukup
tiga kali vaksin, tidak perlu sampai empat kali seperti manusia,” tegasnya.
Sampai saat ini petugas
berkonsentrasi untuk memvaksin ternak yang berada di wilayah zona hijau.
“Nanti kalau
ternak-ternak di desa zona hijau sudah divaksin semua, petugas akan beralih ke
wilayah dusun atau dukuh zona hijau,” ungkapnya.
Ia menambahkan, untuk
ternak yang sudah terpapar atau positif PMK, akan diberikan pengobatan
intensif.
“Satu kali kunjungan
ternak sapi mendapatkan empat obat injeksi, yakni antibiotik, analgesik,
antipiretik dan vitamin. Kunjungan dilakukan sebanyak tiga kali, biasanya pada
kunjungan ketiga sudah mengarah untuk sembuh,” ujar dia. (MC Batang,
Jateng/Heri/Jumadi)