Perawat Spesialis, Buka Peluang Nakes Setara Dokter
Batang Ketua Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPD PPNI) Kabupaten Batang Muhammad Fajeri telah melantik Hendra Kurniawan sebagai Ketua Dewan Pengurus Komisariat (DPK) RS QIM untuk periode 2022-2027.
Batang Ketua Dewan
Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPD PPNI) Kabupaten
Batang Muhammad Fajeri telah melantik Hendra Kurniawan sebagai Ketua Dewan
Pengurus Komisariat (DPK) RS QIM untuk periode 2022-2027.
Muhammad Fajeri
mengimbau, agar seluruh anggota DPK mampu meningkatkan profesionalisme, yakni
ilmu pengetahuan, kompetensi dan etika sebagai seorang tenaga keperawatan.
“Perawat juga harus
terjamin Surat Tanda Registrasi (STR), sebagai tanda ia memiliki izin dalam
menjalankan tugasnya,” katanya, usai melantik Ketua DPK RS QIM, di Hotel Dewi
Ratih, Kabupaten Batang, Kamis (4/8/2022).
Ia mengapresiasi,
dukungan manajemen RS QIM terhadap peningkatan kompetensi perawat, dengan
memberi kesempatan untuk menempuh jenjang pendidikan S1 Keperawatan hingga Profesi Keperawatan.
Tak hanya itu, nantinya
bagi tenaga kesehatan yang dinilai cakap, dapat meningkatkan kompetensinya
sebagai Perawat Spesialis dengan menempuh pendidikan ke jenjang S2.
“Perawat Spesialis,
merupakan wujud pengembangan ilmu dibidang keperawatan agar memiliki kompetensi
setara dengan dokter dalam memberikan terapi keperawatan kepada pasien,” jelasnya.
Dalam perawatan seorang
pasien, terdapat beberapa disiplin ilmu. Yakni dokter, bidan/perawat, gizi,
farmasi, fisioterapi dan lainnya.
Jika sebelumnya perawat
hanya sebagai pelaksana perintah dokter, namun dengan memiliki kompetensi
sebagai perawat spesialis, maka perannya dalam tim pengobatan pasien, akan
memiliki kesetaraan.
“Perawat bisa
mengusulkan kepada dokter, untuk memberikan terapi yang sesuai dengan kondisi
pasien karena selama 24 jam, mereka lebih sering kontak dengan pasien. Tapi
keputusan akhir tetap berada di tangan dokter,” terangnya.
Ia menambahkan, perawat
spesialis di Kabupaten Batang sudah mulai bermunculan, meskipun jumlah masih
terbatas.
“Kami sudah punya dua
Perawat Spesialis Keperawatan Medikal Bedah (KMB) di RSUD Batang dan RSUD
Limpung serta satu Perawat Spesialis Kejiwaan di RSUD Batang,” tegasnya.
Ia mengharapkan,
direksi RS QIM dapat mempromosikannya kepada perawat berpotensi sehingga bisa
menempuh pendidikan hingga berhasil menjadi perawat spesialis.
Ketua Dewan Pengurus
Komisariat (DPK) RS QIM Batang Hendra Kurniawan mengatakan, program kerja DPK
tetap mengutamakan peningkatan kompetensi perawat.
“Bentuknya beragam bisa
pelatihan yang direkomendasikan ke manajemen,” tuturnya.
Ia juga mengapresiasi
pihak direksi yang membantu peningkatan kompetensi 13 rekan perawat dengan
mengambil jenjang Profesi Keperawatan.
Adanya wacana
peningkatan kompetensi menjadi perawat spesialis, DPK mendukung sepenuhnya.
“Untuk ke arah situ
kami tetap memproses karena ke depan membutuhkan waktu yang panjang. Apalagi
QIM saat ini satu-satunya rumah sakit swasta, maka perlu disiapkan sumber daya
manusia yang mumpuni untuk menjadi perawat spesialis, agar pelayanannya makin
berkualitas,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur
RS QIM Batang, dr. Ratna Ismoyowati, MARS mendukung peningkatan kapasitas dan
kualitas para perawat dengan memiliki keahlian khusus di bidangnya
masing-masing.
“Kami dorong agar
teman-teman perawat ini ada keahlian khusus supaya bisa sejajar dengan dokter,
supaya bisa bersinergi,” ujar dia.
Ia mengakui, di RS QIM
belum memiliki perawat spesialis.
“Nanti kalau anak-anak
selesai sekolah Profesi Keperawatan dan menerapkan ilmunya, baru kami bersama
direksi pertimbangkan sekiranya berpotensi untuk melanjutkan ke jenjang
berikutnya,” tandasnya.
Ia berharap, setelah
Hendra Kurniawan terpilih sebagai Ketua DPK RS QIM, memiliki program kerja yang
selaras dengan direksi dan dapat menyatukan seluruh rekan perawat untuk
memajukan RS QIM menjadi lebih baik lagi.
(MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)