Masyarakat Perlu Tahu Pengolahan Daging Saat PMK
Batang Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang rawan menyerang ternak kambing dan sapi, mengharuskan masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan mengetahui cara mengolah daging kurban, agar terbebas dari penyebaran virus tersebut.
Batang Wabah Penyakit
Mulut dan Kuku (PMK) yang rawan menyerang ternak kambing dan sapi, mengharuskan
masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan mengetahui cara mengolah daging
kurban, agar terbebas dari penyebaran virus tersebut.
Beberapa kalangan
seperti tenaga medis kesehatan hewan maupun ahli gizi berupaya mengedukasi
dengan membagikan tips dan trik agar masyarakat makin memahami cara pengolahan
daging secara baik dan benar.
Medis Veteriner Dinas
Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislutkanak) Batang Drh. Ambar Puspitaningsih
menyampaikan, untuk meminimalkan penyebaran PMK pada lingkungan sekitar,
setelah mendapat daging, masyarakat tidak perlu mencuci, namun langsung direbus
selama 30 menit.
“Untuk manusia aman
karena bukan zoonosis,” katanya, saat ditemui, di Kantor Dislutkanak Kabupaten
Batang, Selasa (12/7/2022).
Sebaiknya, setelah
direbus air rebusan pertama langsung dibuang lalu baru boleh diolah lebih
lanjut.
“Untuk sampah
pembungkusnya jangan langsung dibuang tapi direndam dengan air deterjen atau
air cuka,” imbaunya.
Ia memastikan, andai
kata ada daging yang sudah terindikasi PMK dan dikonsumsi tidak akan berbahaya
bagi manusia.
“Yang berbahaya justru
ketika dagingnya langsung dicuci, dikhawatirkan virus itu ikut mengalir ke
saluran pembuangan hingga ke sungai dan
lainnya,” tegasnya.
Sementara itu, Ahli
Gizi RS QIM Batang, Cyntia Ayu Rohmawati menerangkan, selama cara mengolahnya
benar dan sesuai standar, dipastikan bakteri yang melekat pada daging akan ikut
hilang, sehingga aman dikonsumsi.
“Pilih daging yang
masih berwarna merah segar, jangan yang sudah berlendir dan hindari tekstur
daging yang sudah tidak kenyal,” terangnya.
Dalam tahap pengolahan
awal, sebaiknya dilakukan perebusan dengan suhu 100⁰ Celsius atau setara dengan
30 menit.
“Kalau mau dikonsumsi
pilihlah daging khas dalam tanpa lemak, karena dikhawatirkan menyebabkan
timbulnya kolesterol,” ungkapnya.
Ia menyarankan,
meskipun mayoritas masyarakat menggemari menu sate, alangkah baiknya sebelum
dibakar daging direbus dahulu untuk mematikan bakterinya.
Menu olahan bisa beragam,
sesuai selera masing-masing. Hanya saja, bagi penderita Penyakit Tidak Menular
(PTM) diupayakan mengurangi konsumsi menu serba dibakar.
“Takaran konsumsi yang
masih dalam batas kewajaran 75-100 gram untuk sekali makan. Bagi penderita PTM,
masih diizinkan asal pilih daging khas dalam tanpa lemak dan jeroan,” ujar dia.
(MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)