Puasa Sehat Bagi Penderita Diabetes Melitus
Batang Puasa merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu. Tak terkecuali bagi penderita penyakit Diabetes Melitus atau yang akrab disebut kencing manis, tetap dapat menjalankan ibadah puasa dengan mengatur pola makan secara sehat.
Batang Puasa
merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu. Tak terkecuali bagi
penderita penyakit Diabetes Melitus atau yang akrab disebut kencing manis,
tetap dapat menjalankan ibadah puasa dengan mengatur pola makan secara sehat.
Sekretaris Dinas
Kesehatan Kabupaten Batang Ida Susilaksmi mengatakan, bagi penderita Diabetes
Melitus perlu mempersiapkan kondisi tubuhnya sebaik mungkin sebelum menjalankan
ibadah puasa.
“Benar-benar mengatur
pola makannya, jangan sampai terjadi kondisi Hiperglikemia atau kadar gula
darah tinggi atau sebaliknya terjadi Hipoglikemia atau kadar gula darah
rendah,” katanya, saat ditemui di Kantor Dinas Kesehatan, Kabupaten Batang,
Selasa (12/4/2022).
Ia menerangkan, jika
kadar gula darah pada penderita Diabetes Melitus kurang dari 70 mg/dl,
merupakan tanda terjadinya Hipoglikemia, maka disarankan untuk segera
membatalkan puasanya.
“Tandanya antara lain:
tangan gemetar, keluar keringat dingin, nyeri kepala, dada berdebar. Disarankan
mereka yang kadar gulanya belum terkontrol atau sering naik turun, supaya
mengecek kadar gula menggunakan alat pengecek kadar gula darah yang bisa
dilakukan di rumah atau melakukan cek ke laboratorium,” jelasnya.
Demikian pula bagi
penderita Diabetes Melitus yang kadar gulanya lebih dari 300 mg/dl disarankan
untuk membatalkan puasa dan tidak memaksakan diri berpuasa. Dalam mengonsumsi
obat, penderita Diabetes Melitus pun perlu melakukan pengaturan waktu.
“Obat penurun kadar
gula yang diminum 1 kali sehari bisa diminum saat berbuka puasa, kalau yang 2
kali sehari bisa diminum saat berbuka puasa dan sahur, serta yang aturan
minumnya 3 kali sehari maka cara minumnya 2 tablet saat berbuka puasa dan 1
tablet saat sahur, itu pun bisa disesuaikan dengan arahan dokter yang
meresepkan obat,” terangnya.
Saat berbuka puasa pun
harus dapat mengendalikan emosi. Jangan semua makanan manis dikonsumsi tanpa
kendali.
“Asupan cairan dalam
tubuh kita juga harus dipenuhi, karena seharian berpuasa, cara minumnya dibagi
saat berbuka, mau tidur dan sahur. Tapi berbeda bagi penderita penyakit jantung
yang perlu membatasi jumlah air minum, maka disarankan konsultasi dulu dengan
dokter spesialis penyakit dalam terkait berapa banyak air minum yang bisa
dikonsumsinya,” tegasnya.
Ia menegaskan, meskipun
saat berbuka puasa itu disarankan untuk mengonsumsi makanan manis, namun bagi
penderita Diabetes Melitus tetap disarankan untuk membatasi asupan gula dalam
tubuh.
“Kurangi juga
mengonsumsi gorengan dan atur konsumsi garam terutama bagi penderita
Hipertensi,” ujar dia.
Menu lain yang tidak
kalah pentingnya adalah buah-buahan dan sayuran yang harus dikonsumsi dalam
jumlah tepat, karena tubuh sangat membutuhkan serat.
“Pola makan yang tepat
harus diterapkan. Idealnya saat berbuka puasa mengonsumsi kurma atau makanan
kecil secukupnya, dilanjutkan salat magrib, lalu makan besar, salat tarawih
setelah itu bisa ngemil/makan makanan selingan secukupnya,” imbuhnya. (MC
Batang, Jateng/Heri/Jumadi)