Shuttlecock Home Industri Batang Berstandar BWF dan PBSI Tembus Mancanegara
Batang - Belum banyak yang tahu jika Kabupaten Batang memiliki home industri shuttlecock untuk pertandingan bulutangkis Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua. Home Industri yang diberi nama IND Shutterlecock itu dibuat oleh tangan-tangan trampil warga Pasekaran Batang berstandar Internasional.
Batang - Belum banyak yang tahu jika Kabupaten Batang memiliki home industri shuttlecock untuk pertandingan bulutangkis Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua. Home Industri yang diberi nama IND Shutterlecock itu dibuat oleh tangan-tangan trampil warga Pasekaran Batang berstandar Internasional.
Bahkan kini
produksi shuttlecock itu mampu menembus pangsa mancanegara dan sudah
memilik sertifikat standar Badminton World Federation (BWF) dan Persatuan
Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
“Ini sangat luar biasa
walaupun diproduksi secara tradisional. shuttlecock sudah dipasarkan 30 Provinsi
di Indonesia dan 5 negara,” kata Bupati Batang Wihaji saat mengunjungi home
industri shutterlecock di Perum Widya Asri Blok B 24 Pasekaran, Kecamatan
Batang, Kabupaten Batang, Rabu (23/2/2022)..
Dengan permintaan
pasar yang sangat tinggi, home industri shuttlecock milik Ahda Al Faizu
itu membutuhkan tenaga kerja untuk mengejar target produksi.
“Saya sudah perintahkan
Disperindaskop membuat pelatihan khusus pembuatan shuttlecock. Usai pelatihan
bisa langsung dipekerjakan,” tegasnya.
Wihaji juga menyebutkan
home industri shuttlecock IND omsetnya sudah mencapai Rp500 juta per
bulan.
“Ini luar biasa,
perputaran uangnya bisa mencapai 400 hingga 500 juta. Ini tergantung produksi
tenaga kerjanya semakin banyak produksi omsetnya semakin banyak,” ungkapnya.
Pemilik IND
Shuttlecock, Ahda Al Faizu (35) menyatakan, kepiawaian membuat shuttlecock
sebelumnya menjadi karyawan disalah satu home industri yang sama di Malang Jawa
Timur.
“Saya punya tekad dan
cita-cita, akhirnya saya pulang ke Batang dan memproduksi kecil-kecilan. Alhamdulilah shuttlecock diterima
dipasaran,” jelasnya.
Kini, ia pun memilki 10
tenaga kerja dan mampu memasarkan produknya di 30 Provinsi di Indonesia dan di
5 negara asing.
“Awal marketnya, saya
mempromosikan shuttlecock di website dan karena sudah terkoneksi orang
Amerika. Pertama permintaan dari Malaysia dan percaya dengan produk saya.
Produk shuttlecock saya di Malaysia malah dibeli orang Jakarta,” terangnya.
Setelah tahu produk
dalam negeri, lanjut dia, akhirnya menghubungi saya dan mulailah kita
memproduksi dengan jumlah banyak sesuai permintaan.
Ahda Al Faizu juga
menyebutkan produk shuttlecock setiap hari mampu memproduksi 1.200. Dengan rata
- rata perbulan mampu memproduksi 10.000 shuttlecock.
Kebutuhan bahan baku
mayoriras dari luar negeri. Karena ketersediaan bahan baku lokal belum bisa
mencukupi.
“Produk shuttlecock
saya sudah bersertifikat BWF dan PBSI yang semuanya ada datanya dari mulai
kecepatan, temperatur, dan suhu ruangan ada semuanya,” ujar dia.
Produk IND Shuttlecock
memiliki berat yang mengadopsi WBF yaitu 5,0 gram hingga 5,2 gram. Tapi untuk
Indonesia sesuai standar PBSI beratnya 4,9 gram.
“Shuttlecock pruduk
saya kita jual satu slof dari mulai Rp35 ribu hingga Rp80 ribu,” imbuhnya. (MC
Batang, Jateng/Edo/Jumadi)