Dwi Pamularsih Membuat Tas Bungkus Minuman Sachet dengan Tema Kemerdekaan
Batang Seorang perajin limbah plastik Dwi Pamularsih (45) warga Desa Tenggulangharjo, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang. Yang berprofesi guru Taman Kanak (TK) mempunyai keahlian menyulap bungkus minuman sachet menjadi kerajinan bernilai ekonomis.
Batang Seorang perajin limbah plastik Dwi Pamularsih (45) warga Desa
Tenggulangharjo, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang. Yang berprofesi guru Taman Kanak (TK) mempunyai keahlian menyulap bungkus minuman sachet menjadi kerajinan
bernilai ekonomis.
Dalam
Peringatan Ulang Tahun Ke-76 Republik Indonesia ini membuat kerajinan tas
dengan bungkus minuman sachet berwarna merah dan putih seperti bendera sang
saka Merah Putih yang merupakan identitas dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
“Masa
Pandemi COVID-19 penjualan kerajinan
tas saya menurun yang awalnya sebulan bisa terjual 5 sampai 10 kerajinan tas
tetapi masa pandemi ini sepi sebulan hanya 3 saja yang pesan. Karena itu
memasuki bulan Agustus ini yang bertepatan Ulang Tahun Republik Indonesia saya
terinspirasi untuk membuat kerajinan tas yang berwarna merah dan putih untuk
memeriahkan bulan kemerdekaan,” katanya saat ditemui di Desa Tenggulangharjo, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang,
Selasa (17/8/2021).
Apalagi, Lanjut dia, stok sampah bungkus minuman sachet yang berwarna merah dan
putih banyak, akhirnya saya buat disela kesibukan saya menjadi guru.
Pembuatannya saya kerjakan saat saya pulang bekerja atau jika waktu luang saja.
Alhamdulillah,
banyak teman-teman yang minat dan ingin beli kerajinan tas milik saya untuk
pernak-pernik kemerdekaan bulan ini. Kata
mereka ini kerajinan yang unik yang masih memperhatikan pola desain yang rapi.
Mungkin banyak yang membuat seperti ini tapi yang menyesuaikan pola desain cuma
sedikit.
“Untuk harga kerajinan tas
bungkus minuman sachet yang warna merah dijual dengan harga Rp500.000,00
sedangkan yang warna putih karena kecil dijual sekitar Rp250.000,00. Penjualan
kerajinan tas paling jauh di Kota Solo, karena waktu itu teman saya SMA minat dengan kerajinan
yang saya buat,”
jelasnya.
Pembuatan sebetulnya mudah dengan cara mengumpulkan bungkus minuman
sachet kemudian dibersihkan menggunakan air setelah itu dikeringkan dahulu.
Baru bungkusnya kita anyam dibentuk sesuai keinginan kita diperlukan
kreativitas yang tinggi serta telaten saja untuk menyelesaikannya. Pembuatan
satu kerajinan tas bungkus minumas sachet memerlukan sampah 50 bungkus minuman
sachet jadi lumayan mengurangi limbah plastik yang sekarang semakin banyak.
“Selain
itu saya juga bisa membuat kerajinan lain dari limbah seperti kain sisa perca
dibuat pakaian dan tali yang tidak terpakai bisa jadi dompet bahkan tas juga.
Limbah sampah yang saya gunakan untuk membuat kerajinan ini gratis diberikan
oleh para pedagang warung jadi dapat memangkas modal yang saya keluarkan,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Roza/Jumadi)