Video Buatan MTs. Muhammadiyah Batang Bersifat Hiburan

Batang - MTs Muhammadiyah Batang memastikan bahwa video pendek berjudul “Bukan Sekedar Guru” hasil karya para pendidik dan tim kreatif dibuat dengan tujuan untuk hiburan semata. Sebelumnya video tersebut telah menyabet Juara ke-2 Tingkat Nasional, Festival Video Pendek GTK Madrasah Tahun 2021.
Batang - MTs Muhammadiyah Batang memastikan bahwa
video pendek berjudul “Bukan Sekedar Guru” hasil karya para pendidik dan tim
kreatif dibuat dengan tujuan untuk hiburan semata. Sebelumnya video tersebut
telah menyabet Juara ke-2 Tingkat Nasional, Festival Video Pendek GTK Madrasah
Tahun 2021.
Kepala MTs. Muhammadiyah Batang, Muhammad Akhirudin
menyampaikan, beberapa waktu lalu ada salah satu bagian dari relawan COVID-19 yang
mempertanyakan keaslian proses pembuatan video tersebut.
Pihaknya mencoba mengklarifikasi proses pembuatannya
dengan bertemu langsung sekaligus mengirimkan surat kepada tim relawan
pemakaman di Posko COVID-19, Kamis (12/8/2021).
“Kami sudah tabayyun dengan mereka, bahwa pembuatan
video tersebut bersifat fiktif. Artinya rekayasa dan tidak sesuai dengan
fakta,” kata Muhammad Akhirudin saat ditemui di MTs. Muhammadiyah Kabupaten
Batang, Jumat (13/8/2021).
Dijelaskannya, beberapa bukti bahwa video itu memang
fiksi dan bukan dokumenter untuk catatan sejarah. Di antaranya pemeran utama
menggunakan nama samaran “Sukidi”, status tokoh dalam video sudah berkeluarga
sedangkan tokoh aslinya masih lajang.
“Artinya antara dunia nyata dan di film sudah
berbeda. Tokoh utama memang bukan relawan pemakaman COVID-19, karena ini hanya
sebuah film fiksi,” jelasnya.
Ia memastikan video tersebut diambil bukan dari
relawan, melainkan berasal dari video pribadi, sebagai dokumentasi keluarga.
“Ahli waris dari keluarga yang meninggal pun sudah
mengizinkan dan tidak keberatan. Malah mereka senang bisa menjadi bagian dari
pembuatan film tersebut,” terangnya.
Ia menambahkan, dari kalangan Muhammadiyah Batang
pun memberikan dukungan sepenuhnya.
“Nggak masalah, kalaupun ada pihak-pihak yang tidak
senang itu sudah biasa. Kemenag Batang juga mendukung dan jangan patah
semangat,” tuturnya.
Sutradara video pendek “Bukan Sekedar Guru”, Khoirul
Amar mengutarakan, video ini dibuat dengan mengambil kisah seorang pendidik
yang mengabdikan dirinya di sekolah dan masyarakat memanfaatkan potensi yang
dimiliki untuk kepentingan sesama.
“Saat ini situasi masih pandemi, jadi tokoh “Sukidi”
ini menjadi relawan pemakaman COVID-19,” katanya.
Proses produksi memakan waktu selama sepekan.
Sedangkan pengambilan gambar hanya dalam sehari.
“Ngeditnya yang lama, setelah jadi durasi waktunya
2.59 menit. Karakter Sukidi diperankan oleh M. Maulana Malik, S. Pd yang
mengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam,” tutur pria yang juga
berprofesi sebagai guru seni dan budaya.
Ia bersama tim kreatif bertekad untuk memproduksi
film pendek lainnya yang lebih menginspirasi dan mengedukasi.
“Konsep pembuatannya sederhana yang mengangkat
proses pembelajaran ditengah pandemi, atau tema-tema lain yang dekat dengan
masyarakat,” tandasnya.
Menurutnya, sedikit polemik yang baru saja terjadi
bisa diambil hikmahnya, bahwa ketika meraih keberhasilan, ternyata ada pihak
lain yang kurang menyukai.
“Tapi kami coba untuk memahami, mungkin mereka punya
alasan sendiri. Kami berusaha membalasnya dengan cara yang lebih beretika yakni
mengirimkan surat kepada pihak tersebut,” imbuhnya.
Ditemui secara terpisah, Kepala Kantor Kemenag
Batang, M. Aqsho mengresiasi prestasi yang diraih para pendidik di MTs.
Muhammadiyah Batang, dalam Festival Video Pendek GTK Madrasah Tahun 2021.
“Ini luar biasa karena bersaing dengan madrasah
seluruh Indonesia dan meraih juara 2. Ceritanya juga menarik, menceritakan
kehidupan sehari-hari tentang seorang guru, yang “Bukan Sekedar Guru”,”
ungkapnya.
Guru adalah seorang pendidik, yang tingkah lakunya
menjadi teladan bagi anak didiknya. Tujuannya untuk menciptakan insan yang
beriman, demokratis, cakap, kreatif dan bertanggungjawab.
“Mudah-mudah prestasi mereka menginspirasi guru dan
semua siswa yang ada di madrasah. Ini jadi kebanggaan seluruh madrasah, Kemenag
dan Kabupaten Batang serta Jawa Tengah,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)