Puskesmas Batang II Giat Sosialisasi Bahaya Makanan Ringan Berformalin

Batang - Menyikapi terjadinya sejumlah pelajar SDN Proyonanggan 6 yang mengalami keracunan akibat mengonsumsi makanan ringan terkontaminasi bahan-bahan berbahaya seperti formalin, sakarin dan rhodamin B, Puskesmas Batang II lebih intensif lagi dalam mensosialikan pengaruh buruknya jika terkonsumsi pada pelajar.
Batang - Menyikapi terjadinya sejumlah pelajar SDN
Proyonanggan 6 yang mengalami keracunan akibat mengonsumsi makanan ringan
terkontaminasi bahan-bahan berbahaya seperti formalin, sakarin dan rhodamin B,
Puskesmas Batang II lebih intensif lagi dalam mensosialikan pengaruh buruknya
jika terkonsumsi pada pelajar.
Selain sosialisasi, petugas kesehatan juga melakukan
pemeriksaan pada beberapa sampel makanan ringan yang hampir setiap saat
dikonsumsi para pelajar di seluruh SD di wilayah Karangasem.
“Makanan yang diambil sampelnya adalah yang disukai
anak-anak, sasarannya seperti nugget, sosis, sempolan, mie istan dan minuman
dalam kemasan. Ternyata, hanya satu yang tidak mengandung bahan pengawet yaitu
sempolan, sedangkan makanan lainnya berformalin,” papar Petugas Kesehatan
Puskesmas Batang II, dr. Ida Murlija, usai mensosialisasikan Bahaya Makanan
Ringan Berformalin, di SDN Karangasem 11, Kabupaten Batang, Sabtu (1/2/2020).
dr. Ida mengatakan, jika zat-zat berbahaya itu
sampai masuk ke dalam tubuh, jelas sekali sulit dicerna oleh usus besar. Dampak
paling ringan menimbulkan gangguan pencernaan seperti diare hingga
mengakibatkan keracunan.
“Hasil sampel ini akan kami sampaikan kepada para
guru UKS, saat pertemuan lintas sektor, supaya mengetahui ciri-ciri makanan
yang terkontaminasi bahan pengawet dan cara pencegahan hingga penanganan lebih
lanjut,” terangnya.
Ia berharap, sosialisasi ini tidak hanya tertuju
pada konsumen, namun juga menyasar pada produsen dan penjual makanan ringan.
Tujuannya supaya mereka lebih memperhatikan produk yang dihasilkan benar-benar
bebas pengawet dan bahan berbahaya.
“Untuk para pedagang sudah sering kita
gembar-gemborkan di beberapa perwakilan. Tapi kami tidak menyerah begitu saja,
karena pihak sekolah akan menggelar audiensi dengan para pedagang dan Puskesmas
bertindak sebagai narasumber, sehingga inti pesannya lebih mudah diterima,”
pungkasnya.
Sementara, Kepala SDN Karangasem 11, Amelia Heryati
mengutarakan, setelah anak-anak melihat langsung bahwa makanan yang mereka
konsumsi setiap harinya, ternyata mengandung bahan-bahan berbahaya bagi tubuh,
diharapkan lebih mawas diri dan tidak mudah mengkonsumsi makanan ringan itu.
“Rencana Puskesmas akan menjadi narasumber bagi para
pedagang dan produsen makanan ringan, pihak sekolah sangat mendukung,
secepatnya segera direalisasikan. Setidaknya mereka akan memahami dampak buruk
yang akan dialami anak-anak jika terus-menerus mengkonsumsi makanan
berpengawet,” ungkapnya.
Nantinya, akan ada titik temu antara pihak sekolah,
pedagang dan petugas kesehatan, untuk meminimalisasi terjadinya peristiwa anak
didik yang keracunan makanan ringan. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)