Satu Dekade, Festival Drama Pelajar Suguhkan Tema Solidaritas
Batang - Festival Drama Pelajar (FDP) yang menjadi wadah berekspresi para pelaku teater dari jenjang pelajar SMP hingga SMA kini digelar kembali dengan mengusung tema "Kesadaran Kolektif". Di usia satu dekade, Festival Drama Pelajar terus berupaya menyajikan pementasan yang erat kaitannya dengan kehidupan sosial, sehingga membawa dampak positif bagi penikmatnya.
Batang - Festival Drama Pelajar (FDP) yang menjadi wadah berekspresi para pelaku teater dari jenjang pelajar SMP hingga SMA kini digelar kembali dengan mengusung tema "Kesadaran Kolektif". Di usia satu dekade, Festival Drama Pelajar terus berupaya menyajikan pementasan yang erat kaitannya dengan kehidupan sosial, sehingga membawa dampak positif bagi penikmatnya.
Di
peringatan spesial satu dekade FDP, Ketua panitia Muhammad Ridho berupaya
menyuguhkan naskah-naskah yang mengisahkan seputar solidaritas. Pementasan kali
ini, menekankan agar para pemain teater pun menunjukkan kebersamaan tidak hanya
di atas panggung, tetapi diterapkan di keseharian.
“FDP
2025 menampilkan 15 pementasan yang dihasilkan dari sayembara naskah yang
digelar beberapa waktu sebelumnya. Dalam peringatan satu dekade FDP
menghadirkan tiga juri berkompeten yakni Sosiawan Leak Surakarta, Ahmad Zalidu
Yogyakarta dan Budi Riswandi Tasikmalaya,” katanya saat ditemui di Hotel Dewi
Ratih Batang, Kabupaten Batang, Senin (3/11/2025) malam.
Gelaran
kali ini, para peserta memperebutkan 11 nominasi di antaranya, aktor terbaik,
aktris terbaik, pemeran pembantu terbaik, penata artistik terbaik, publikasi
terbaik, dokumentasi terbaik. Sutradara terbaik, terbaik satu, dua dan tiga,
serta juara umum.
Wakil
Bupati Batang Suyono mengapresiasi wadah berekspresi para seniman pelajar di
Kabupaten Batang, sehingga menelurkan karakter positif. Ia mengimbau bagi
generasi muda yang ingin berfokus pada dunia seni peran, agar menjadi seniman
berkarakter dan profesional.
“Pementasan
yang dipersembahkan hendaknya senantiasa mengedukasi masyarakat. Karya yang
ditampilkan juga harus menggambarkan dan menguatkan edukasi yang benar-benar
nyata,” tegasnya.
Sementara
itu, kasubdit Fasilitasi Kekayaan Intelektual Direktorat Pemberdayaan Nilai
Budaya Kementerian Kebudayaan, Nuryanto pun mengacungi jempol karena secara
intensif menggelar festival pementasan teater. Festival ini jadi media
berekspresi dari ilmu pementasan teater yang didapat dari latihan maupun bangku
sekolah.
Kementerian
Kebudayaan pun mendukung geliat berkesenian para penikmat seni dari kalangan
muda dengan intens menggelar Seniman Masuk Sekolah dan Belajar Bersama Maestro.
“Para
penikmat seni bisa belajar langsung dari para maestro seni, selama sebulan
misalnya Didik Nini Thowok, Nasirun dan Sundari Soekotjo,” ujar dia.
Dua
program tersebut menjadi bukti nyata Kementerian Kebudayaan RI, membuka
kemudahan akses pembelajaran seputar seni. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)