Empat Kecamatan di Batang Jadi Pilot Project Kecamatan Berdaya
Batang - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah resmi mencanangkan program Kecamatan Berdaya. Program ini menjadi upaya pemerintah untuk memperkuat pemberdayaan masyarakat di tingkat kecamatan agar pembangunan lebih merata di seluruh wilayah Jawa Tengah.
Batang - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah resmi mencanangkan program Kecamatan Berdaya. Program ini menjadi upaya pemerintah untuk memperkuat pemberdayaan masyarakat di tingkat kecamatan agar pembangunan lebih merata di seluruh wilayah Jawa Tengah.
Kepala Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa (Dispermades) Batang Akhmad Handy Hakim menyampaikan, bahwa
Batang menjadi salah satu daerah yang masuk dalam pilot project Kecamatan
Berdaya. Ada empat kecamatan yang ditetapkan, yakni Subah, Tersono, Banyuputih,
dan Bandar.
“Program ini difokuskan
untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat secara adil dan merata.
Semua warga memiliki hak yang sama yang wajib dilindungi oleh negara,” katanya
saat ditemui di Ruang Abirawa Batang, Kabupaten Batang, Kamis (30/10/2025).
Dalam sambutannya,
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan, bahwa semangat utama dari
Kecamatan Berdaya adalah menjadikan kecamatan sebagai simpul pemberdayaan di
wilayah masing-masing.
“Napasnya Kecamatan
Berdaya ini adalah potensi wilayah kabupaten dan kota, bukan untuk provinsi.
Karena masyarakat di semua daerah punya hak yang sama untuk dilindungi,” jelasnya.
Dijelaskannya, Jawa
Tengah dengan jumlah penduduk hampir 38 juta jiwa, memiliki 8.573 desa dan 573
kecamatan. Dengan rentang kendali yang luas, kecamatan dinilai strategis untuk
menjadi perpanjangan tangan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota dalam
pemerataan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
“Program Kecamatan
Berdaya juga menargetkan kelompok strategis, diantaranya pemuda, penyandang
disabilitas, dan Perempuan,” ungkapnya.
Luthfi menyoroti
pentingnya menyiapkan generasi milenial dan zilenial agar memiliki keterampilan
dan daya saing ekonomi. 56 persen penduduk Jawa Tengah adalah kalangan muda
yang harus didukung dengan program yang relevan.
“Anak muda harus punya
sense of belonging terhadap pertanian dan potensi lokal. Kita dorong lahirnya
petani milenial agar Jawa Tengah tetap menjadi lumbung pangan nasional. Selain
itu, kelompok disabilitas dan perempuan berdaya juga menjadi perhatian utama.
Pemerintah meminta agar Dinas Sosial, Dinas Ketenagakerjaan, dan BUMD membuka
ruang kerja inklusif bagi penyandang disabilitas, serta memberikan pendampingan
hukum dan perizinan bagi perempuan pelaku usaha.
“Semua ini bertujuan
untuk mereduksi angka kemiskinan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga
desa,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Tim
Kecamatan Berdaya Provinsi Jawa Tengah Sumarno melaporkan, bahwa sejak
diluncurkan pada April lalu di Surakarta, program ini telah mengalami
perkembangan signifikan.
“Hingga kini, 150
kecamatan di 30 kabupaten/kota telah ditetapkan sebagai pilot project Kecamatan
Berdaya. Namun, masih ada tiga kabupaten yang belum menetapkan Surat Keputusan
(SK) Kecamatan Berdaya, yakni Kudus, Magelang, dan Rembang,” terangnya.
Selain itu, 25
kabupaten/kota telah menetapkan SK Tim Pembina Kecamatan Berdaya, sementara
sembilan daerah lainnya belum, termasuk Brebes, Jepara, Kota Pekalongan, Kota
Surakarta, Kudus, Magelang, Rembang, Sukoharjo, dan Wonosobo.
“Sebagai puncak kegiatan,
pencanangan Kecamatan Berdaya digelar di Desa Sidodadi, Kecamatan Masaran,
Kabupaten Sragen, dan diikuti secara daring oleh Bupati dan Walikota dari 28
kabupaten/kota di luar eks-Karesidenan Surakarta,” ujar dia.
Ia berharap, program ini
dapat terus berkembang dan berkelanjutan. “Dengan dukungan semua pihak,
Kecamatan Berdaya akan menjadi motor penggerak pemberdayaan masyarakat hingga
ke tingkat desa. (MC Batang, Jateng/Roza/Siska)