Wabup Batang Minta, Penghayat Kepercayaan Tetap Dilestarikan Kearifan Lokal
Batang - Pemerintah Kabupaten Batang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menggelar kegiatan Sosialisasi Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Hotel Dewi Ratih Batang, Kabupaten Batang, Kamis (30/10/2025).
Batang - Pemerintah Kabupaten Batang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menggelar kegiatan Sosialisasi Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Hotel Dewi Ratih Batang, Kabupaten Batang, Kamis (30/10/2025).
Kegiatan
ini diikuti sekitar 50 peserta dan bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai
budaya lokal yang masih hidup di tengah masyarakat.
Wakil
Bupati Batang Suyono menegaskan, bahwa negara memiliki kewajiban untuk
melindungi seluruh warga negara, termasuk para penghayat kepercayaan.
“Negara
hadir, artinya bahwa negara menjaga tentang penghayat kepercayaan, karena itu
juga dikuatkan dengan Undang-Undang Dasar 1945, seperti Pasal 29 dan Pasal 28E
yang mengatur tentang kebebasan beragama dan berkepercayaan,” jelasnya.
Ia
menambahkan, praktik kepercayaan sebenarnya masih banyak dijumpai di
masyarakat, bahkan di kalangan umat beragama.
“Saya
Muslim, tapi ketika mau melakukan kegiatan besar, kadang masih bertanya pada
orang yang bisa menghitung hari atau weton. Ini bagian dari kearifan lokal yang
harus dirawat,” tegasnya.
Sementara
itu, Kepala Disdikbud Batang Bambang Suryantoro Soedibyo menambahkan, bahwa
kepercayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang tumbuh dan diwariskan oleh
leluhur.
“Kepercayaan
adalah salah satu kebudayaan yang ada di Indonesia. Perlu kita pertahankan
karena melalui kepercayaan ini banyak hal dari leluhur yang masih kita ikuti
sampai sekarang,” terangnya.
Bambang
menyebut, di Kabupaten Batang saat ini terdapat delapan kelompok kepercayaan
yang teridentifikasi, salah satunya adalah Saptodarmo. Namun, jumlah penghayat
yang telah terdaftar di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil)
baru 44 orang.
“Saya
yakin yang lain masih ada, tapi belum terdaftar,” ungkapnya.
Bambang
menegaskan, bahwa para penghayat kepercayaan di Batang tidak merasa
terpinggirkan. Menurutnya, kehadiran pemerintah daerah melalui kegiatan ini
justru membuat mereka merasa diakui.
“Teman-teman
dari kepercayaan ini merasa senang. Mereka tahu bahwa pemerintah masih
memperhatikan dan mendukung keberadaan mereka,” ujar dia.
Menariknya,
Bambang juga mengungkap bahwa di antara para penghayat kepercayaan terdapat
individu yang beragama Islam, bahkan ada yang sudah menunaikan ibadah haji.
“Ada
yang Muslim, bahkan haji juga ada. Mereka tetap memiliki kepercayaan,” pungkasnya.
Ia
berharap, masyarakat semakin memahami bahwa penghayat kepercayaan merupakan
bagian dari keragaman budaya bangsa yang perlu dilestarikan. (MC Batang,
Jateng/Roza/Jumadi)