Jelang Nataru, Harga Beras Di Batang Aman Terkendali
Batang Suasana Pasar Batang sedikit berbeda dari biasanya. Langkah kaki sejumlah pejabat memecah keramaian lorong pasar. Bukan untuk berbelanja, melainkan "blusukan" dadakan.
Batang Suasana Pasar Batang sedikit berbeda dari biasanya. Langkah kaki sejumlah pejabat memecah keramaian lorong pasar. Bukan untuk berbelanja, melainkan "blusukan" dadakan.
Mereka
adalah tim gabungan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), Satgas Pangan Polres
Batang, dan Satgas Pengendali Harga Beras Jawa Tengah, yang datang untuk
memastikan satu hal harga beras di Batang tetap stabil dan tak mencekik pembeli
menjelang periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 20252026.
Kepala
Pusat Data dan Informasi Bapanas Kelik Budiana mengatakan, Inspeksi mendadak
(sidak) ini memang langkah antisipasi. Sebab, momen akhir tahun kerap menjadi
pemicu kenaikan harga bahan pokok. Tim berkeliling, menanyai pedagang, dan
mengecek langsung harga jual di toko-toko eceran. Hasilnya, berita baik bagi
warga Batang.
“Alhamdulillah,
di Pasar Batang dan sejumlah toko beras di wilayah ini cukup kooperatif. Para
pedagang menjual beras sesuai harga yang ditentukan pemerintah,” katanya saat
ditemui usai Sidak di Pasar Batang, Kabupaten Batang, Rabu (22/10/2025).
Sesuai
ketentuan, Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium ditetapkan sebesar
Rp13.500,00 per kilogram, sementara beras premium adalah Rp14.500,00 per
kilogram.
Kelik
Budiana menegaskan, timnya akan terus memantau dan tidak segan menindak tegas
jika ada pedagang yang nakal. Bahkan, dari dua pedagang eceran yang dikunjungi,
tim menemukan harga beras premium yang dijual justru di bawah HET.
“Sebuah
indikasi bahwa kondisi pasar Batang masih stabil, jauh dari gejolak harga. Secara
umum, harga dan pasokan masih stabil. Hingga kini belum ada keluhan berarti
dari masyarakat terkait harga maupun ketersediaan beras,” jelasnya.
Bantuan
Pengurusan Izin Usaha
Meski
harga terkendali, sidak ini menemukan adanya masalah non-harga: beberapa
pedagang belum mengantongi Nomor Induk Berusaha (NIB). Namun, Bapanas sigap
memberi solusi.
“Pedagang
yang belum memiliki izin akan dibantu agar bisa mengurus NIB. Kami targetkan
dalam waktu kurang dari satu minggu izin usaha itu bisa terbit,” tegasnya.
Ia
juga menunjukkan komitmennya untuk membantu pedagang melalui Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Batang.
Sementara
itu, Perwakilan Pinca Bulog Kancab Tegal Agung Rochman, memberikan jaminan yang
menenangkan.
“Untuk
ketersediaan beras di Batang tergolong aman. Kami pastikan tidak ada kelangkaan
menjelang Natal dan Tahun Baru,” terangnya.
Ia
menjelaskan, bahwa stok Bulog saat ini sangat mencukupi, bahkan diprediksi bisa
bertahan hingga musim panen awal tahun depan, meskipun penyaluran rutin dan
bantuan sosial terus berjalan.
Menanggapi
anggapan sebagian masyarakat bahwa beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga
Pangan (PSHP) yang disalurkan Bulog cenderung "pera" atau kurang
pulen, Agung meluruskan kesalahpahaman tersebut.
“Kalau
ada yang bilang beras PSHP pera, sebenarnya tergantung jenis yang diminta. Kami
juga menyediakan beras PSHP yang pulen untuk wilayah tertentu,” ujar dia.
Dengan
harga yang terjaga dan stok yang melimpah, warga Batang tampaknya dapat
menyambut perayaan akhir tahun dengan tenang, tanpa perlu khawatir akan
lonjakan harga beras. Bulog dan Satgas Pangan berkomitmen untuk terus
berkoordinasi menjaga kestabilan ini, baik dari sisi harga maupun kualitas. (MC
Batang, Jateng/Edo/Jumadi)