Hari Santri, Ratusan Pelajar SMANGGAL Lantunkan Sholawat Asyghil
Batang - Peringatan Hari Santri di SMA Negeri 1 Wonotunggal (SMANGGAL), begitu istimewa karena ratusan pelajar melantunkan Sholawat Asyghil, dalam gelaran Gema 1000 Sholawat. Pembiasaan tersebut sangat positif, karena merupakan upaya para pendidik, meningkatkan ketaqwaan peserta didik yang diaplikasikan di setiap kesempatan.
Batang - Peringatan Hari Santri di SMA Negeri 1 Wonotunggal (SMANGGAL), begitu istimewa karena ratusan pelajar melantunkan Sholawat Asyghil, dalam gelaran Gema 1000 Sholawat. Pembiasaan tersebut sangat positif, karena merupakan upaya para pendidik, meningkatkan ketaqwaan peserta didik yang diaplikasikan di setiap kesempatan.
Tak
hanya membaca Sholawat Asyghil, sebelumnya, peserta didik juga mengikuti
rangkaian acara untuk memeriahkan Hari Santri Nasional. Mulai dari salat Dhuha
berjamaah, khotmil Qur'an hingga melantunkan sholawat oleh 400 siswa lebih
siswa-siswi SMA Negeri 1 Wonotunggal.
Waka
Humas SMAN 1 Wonotunggal Anita menegaskan, melantunkan sholawat merupakan
pembiasaan yang baik bagi mental anak, selain memang untuk meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan mereka. Respons anak sangat positif, mereka antusias
dalam memeriahkan rangkaian Gebyar 1000 Sholawat.
“Pola
budaya pembelajaran Islami memang sudah diintensifkan, seperti pembiasaan zikir
pagi, sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Termasuk membaca Asmaul Husna dan
surat-surat di Alquran sehingga anak sudah terbiasa karena rutin dibiasakan,” katanya,
saat ditemui di Aula SMAN 1 Wonotunggal, Kabupaten Batang, Rabu (22/10/2025).
Pembina
Kesiswaan SMAN 1 Wonotunggal Ahmad Musbikhin membenarkan melalui Gebyar 1000
Sholawat Asyghil ini menjadi perantara agar seluruh warga sekolah
dimudahkan urusannya. Serta anak didik nantinya akan terbiasa melakukan
rangkaian aktivitas Islami itu,termasuk mengaplikasikan pesan moral yang
disampaikan Ustaz Mahfudz Saifudin.
“Siswa
atau santri harus menjadi pribadi yangaktif bermasyarakat, toleran terhadap
lingkungan dan senantiasa memiliki jiwa religius,” tegasnya.
Sementara
itu, Salah satu siswi Andini mengambil hikmah, dari tausiah yakni pelajar pun
dapat menerapkan pola kebiasaan seorang santri di kesehariannya.
“Jiwa
keislaman kita harus terus ditanamkan dalam hati dan diaplikasikan dalam
kegiatan sehari-hari,” ujar dia.
Setelah menyimak tausiah, ia bersama teman sebaya lainnya, dapat memetik hikmah, jika ingin meraih kesuksesan dunia dan akhirat, tentu memerlukan usaha yang disertai ilmu. (MC Batang, Jateng/Hei/Jumadi)