Home / Berita / Pendidikan dan Latihan / TENAGA KERJA DIDOMINASI PEREMPUAN, DISNAKER BATANG AKAN SIAPKAN SOLUSI BAGI LAKI-LAKI

Berita

Tenaga Kerja Didominasi Perempuan, Disnaker Batang Akan Siapkan Solusi Bagi Laki-Laki

Batang - Banyaknya keluhan masyarakat, khususnya laki-laki, terkait minimnya peluang kerja di Kabupaten Batang menjadi perhatian serius Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Batang.

Batang - Banyaknya keluhan masyarakat, khususnya laki-laki, terkait minimnya peluang kerja di Kabupaten Batang menjadi perhatian serius Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Batang.

Kondisi ini terjadi karena sebagian besar perusahaan di daerah tersebut kini lebih banyak membutuhkan tenaga kerja perempuan, terutama di sektor garmen dan tekstil. Fenomena itu menimbulkan kegelisahan di kalangan laki-laki yang belum mendapatkan pekerjaan tetap.

“Kami sudah melakukan komunikasi dengan sejumlah perusahaan terkait hal ini. Namun memang kebutuhan tenaga kerja di industri garmen saat ini lebih banyak perempuan, dan itu murni kebijakan perusahaan,” kata Kepala Disnaker Batang Rakhmat Nurul Fadilah saat ditemui usai pembukaan pelatihan di Aula Disnaker Batang, Kabupaten Batang, Senin (13/10/2025).

Dijelaskannya, pemerintah daerah tidak bisa melakukan intervensi langsung terhadap kebijakan rekrutmen perusahaan, namun tetap berupaya mencari jalan agar kesempatan kerja bagi laki-laki tetap terbuka.

“Meski menghadapi ketimpangan gender dalam rekrutmen, pelatihan tenaga kerja yang digelar Disnaker Batang tetap menunjukkan hasil positif. Sejumlah perusahaan langsung merekrut peserta setelah pelatihan berakhir,” jelasnya.

Di antaranya untuk bulan Agustus 2025 PT Yih Quan Footwear Indonesia yang merekrut 100 orang, PT Fondfashion Seamless Garment sebanyak 10 orang, PT Nantong Nuan Jian Indonesia sebanyak 15 orang, dan PT Chengda International Indonesia sebanyak 50 orang.

“Bidang menjahit selalu menjadi primadona, karena kebutuhan tenaga kerja di sektor ini sangat besar. Banyak peserta yang langsung terserap bekerja begitu pelatihan selesai,” ungkapnya.

Namun, di balik tingginya penyerapan tenaga kerja perempuan, muncul persoalan baru: minimnya peluang bagi peserta laki-laki.

“Mayoritas peserta dan kebutuhan perusahaan adalah perempuan, terutama di bidang menjahit. Beberapa peserta laki-laki mengeluhkan terbatasnya bidang yang bisa mereka masuki,” terangnya.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Disnaker Batang mulai menyesuaikan jenis pelatihan agar lebih inklusif dan relevan dengan kebutuhan pasar kerja laki-laki.

“Sebagai langkah konkret, pemerintah daerah kini tengah mengarahkan pelatihan bagi peserta laki-laki ke bidang konstruksi ringan (bajaringan) serta sektor teknis lainnya yang memiliki potensi tinggi untuk menyerap tenaga kerja pria,” imbuhnya.

Selain itu, Disnaker juga menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan di luar sektor garmen yang membutuhkan tenaga kerja laki-laki.

“Kami akan terus memperluas kerja sama agar lapangan kerja di Batang bisa lebih seimbang antara laki-laki dan perempuan,” ujar dia.

Dengan strategi tersebut, Pemkab Batang berharap setiap warga baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk meningkatkan keterampilan dan memperoleh pekerjaan yang layak di daerahnya sendiri. (MC Batang, Jateng/Roza/Sri Rahayu)