Sidak Pembangunan Alun-Alun Bandar, Bupati Batang Tekankan Kualitas Material dan Kebersihan Area

Batang - Progres pembangunan Alun-Alun Bandar, Kabupaten Batang, terus menunjukkan perkembangan signifikan. Hingga awal Oktober 2025, pengerjaan proyek yang digadang-gadang menjadi ikon baru Kecamatan Bandar itu telah mencapai 25 persen.
Batang - Progres pembangunan Alun-Alun Bandar, Kabupaten Batang, terus menunjukkan perkembangan signifikan. Hingga awal Oktober 2025, pengerjaan proyek yang digadang-gadang menjadi ikon baru Kecamatan Bandar itu telah mencapai 25 persen.
Pembangunan
alun-alun bandar dibangun dengan anggaran sebesar Rp1,3 miliar program yang
menggunakan dana Pagu Indikatif Kewilayahan (PIK) secara khusus lewat Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Batang.
Bupati
Batang M. Faiz Kurniawan meninjau, langsung lokasi proyek dalam inspeksi
mendadak (sidak). Ia optimistis pembangunan tersebut akan selesai tepat waktu
sesuai kontrak, yakni pada pertengahan Desember mendatang.
“Pertama,
dari sisi progres sudah sesuai timeline. Kontrak selesai pertengahan Desember,
dan sekarang di awal Oktober sudah 25 persen. Artinya dari sisi progres sudah
sesuai,” katanya saat ditemui di Alun-alun Bandar, Kabupaten Batang, Rabu
(8/10/2025).
Dalam
sidaknya, Faiz turut memeriksa secara langsung kualitas material yang digunakan
di lapangan. Meski sebagian besar bahan, seperti paving block untuk area
parkir, dinilai sudah sesuai standar, ia memberikan dua catatan penting kepada
pihak pelaksana proyek.
Catatan
pertama terkait kualitas pasir urug. Ia merekomendasikan penggunaan pasir dari
Wonosobo yang dinilai memiliki kualitas lebih baik untuk menjaga kekuatan dan
daya tahan konstruksi.
“Saya
hanya kasih sedikit saran terkait dengan pasir. Kalau bisa pakai pasir dari
Wonosobo yang memang kualitasnya bagus, sesuai dengan spek yang kita harapkan,”
tegasnya.
Faiz
menambahkan, Pemkab Batang tidak akan segan memberikan sanksi apabila ditemukan
material yang tidak sesuai spesifikasi. Kalau sampai tidak sesuai, ya nanti
tentunya kita berikan sanksi.
Selain
itu, ia juga menyoroti keberadaan tumpukan sampah dari pasar di sekitar area
proyek. Ia meminta agar permasalahan ini segera ditangani agar kawasan
alun-alun nantinya bersih dan nyaman bagi masyarakat.
“Masih
ada tumpukan sampah dari pasar, nanti akan kita carikan solusi ke depan supaya
enggak ada lagi sampah di situ. Pembangunan Alun-Alun Bandar diharapkan dapat
menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) sekaligus pusat aktivitas masyarakat baru di
wilayah selatan Kabupaten Batang,” terangnya.
Proyek
ini juga diharapkan mampu menjadi pemecah keramaian yang selama ini terpusat di
kawasan kota.
“Harapannya
begitu jadi dapat menjadi pemecah keramaian. Karena memang kita punya empat
wilayah yang ditarget menjadi kota baru, yaitu selain Batang kota sendiri
adalah Bandar, Gringsing, dan Limpung. Mungkin ke depan akan nambah
Banyuputih,” harapnya.
Menanggapi
kekhawatiran soal potensi menjamurnya Pedagang Kaki Lima (PKL) di area
alun-alun, Faiz menegaskan bahwa fungsi utama kawasan tersebut adalah untuk
aktivitas publik, bukan tempat berjualan.
“Ini
tugas kita bersama, termasuk Pak Camat. Begitu ini jadi, jangan sampai
dimanfaatkan tidak sesuai fungsinya. Fungsinya ruang terbuka hijau adalah akses
masyarakat untuk aktivitas, bukan untuk berjualan. Berjualan sudah ada
tempatnya,” ujar dia.
Ia
pun mengimbau masyarakat untuk bersama-sama menjaga ketertiban dan keindahan
kawasan tersebut.
“Penataan
di Kecamatan Bandar ini sudah cukup rapi. Jangan sampai setelah alun-alun jadi,
justru semrawut lagi,” pungkasnya.
Pembangunan
Alun-alun Bandar menjadi bagian dari upaya Pemkab Batang memperluas pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi dan ruang publik di luar wilayah perkotaan, sejalan dengan
visi pemerataan pembangunan di seluruh kecamatan. (MC Batang, Jateng/Roza/Jumadi)