Program Sambang Desa, Bupati Batang Serap Aspirasi Penggunaan Dana Desa Siaga

Batang - Pemerintah Kabupaten Batang kembali menggelar program Sambang Desa. Kali ini, giliran warga Desa Tersono, Kecamatan Tersono, yang mendapat kesempatan mengakses langsung beragam layanan publik tanpa harus datang ke pusat kota.
Batang - Pemerintah Kabupaten Batang kembali menggelar program Sambang Desa. Kali ini, giliran warga Desa Tersono, Kecamatan Tersono, yang mendapat kesempatan mengakses langsung beragam layanan publik tanpa harus datang ke pusat kota.
Bupati
Batang M. Faiz Kurniawan bersama Wakil Bupati Suyono turun langsung ke lokasi
Tempat Pelayanan Sementara (TPS TT) Desa Tersono. Tak hanya hadir secara
simbolis, rombongan pemerintah daerah juga membawa sejumlah pelayanan, mulai
dari pengurusan KTP, KK, PBB, pajak, hingga sertifikat tanah.
Faiz
Kurniawan mengatakan, layanan ini semua kami bawa agar masyarakat tidak perlu
jauh-jauh ke kota. Monggo, silakan dimanfaatkan sampai siang nanti,” jelasnya.
“Selain
layanan administrasi, pemerintah daerah juga membuka ruang untuk berbagai
kebutuhan lain, seperti perpustakaan keliling, donor darah, hingga konsultasi
perizinan dan sertifikasi halal bagi pelaku UMKM,” katanya saat ditemui di Desa
Tersono, Kabupaten Batang, Senin (6/10/2025).
Kehadiran
program Sambang Desa juga dimanfaatkan masyarakat untuk menyampaikan keluhan
dan masukan. Salah satunya terkait keterbatasan dana bagi program Desa Siaga
dan kegiatan PKK.
Faiz
menilai PKK memiliki peran penting dalam mengedukasi masyarakat, terutama
terkait perubahan perilaku dalam pengelolaan sampah.
“Kalau
TPST itu hilirnya. Hulunya adalah perilaku masyarakat. PKK ini strategis karena
dipercaya masyarakat, meski tanpa anggaran besar mereka tetap aktif,” ungkapnya.
Ia
mendorong agar desa-desa memberikan alokasi anggaran yang adil bagi PKK, karena
organisasi ini dinilai sebagai instrumen penting dalam perubahan sosial.
“PKK
adalah ujung tombak edukasi di masyarakat. Karena itu perlu penganggaran yang
terencana,” tegasnya.
Salah
satu warga Yulianita Ningsih menyampaikan, Desa Siaga itu menyedot dana besar,
sementara Dana Desa tidak ada alokasi khusus. Akhirnya kami mengada-adakan agar
kegiatan tetap berjalan, kami butuh solusi.
“Selain
itu, warga juga meminta perhatian pemerintah daerah terkait perpustakaan
sekolah yang kurang aktif, serta nasib guru RA dan guru honorer yang belum
terdata di Dapodik,” ujar dia.
Melalui
Sambang Desa, Pemkab Batang berharap bisa mendekatkan layanan publik sekaligus
menyerap aspirasi masyarakat secara langsung untuk perbaikan kebijakan di
tingkat desa hingga kabupaten. (MC Batang, Jateng/Roza/Jumadi)